Anjuran Rasulullah Agar Kita Iri pada Ahli Infak dan Zakat

Zakat merupakan satu di antara kewajiban yang harus ditegakkan oleh umat Islam. Selain berperan sebagai penyuci harta, zakat juga termasuk dalam cara mulia yang bisa dilakukan untuk menjaga perekonomian masyarakat. Setiap di antara kaum Muslimin dan Muslimat diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Bahkan, bagi mereka yang dikaruniai harta berlimpah pun berkewajiban pula untuk membelanjakannya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kepada orang-orang yang selalu peduli dengan kewajiban ini, tentu saja kita patut merasa iri dan dengki. Bagaimana tidak? Hal ini lantaran mereka mampu mensyukuri nikmat yang Allah beri. Bahkan, umat Islam pun dianjurkan untuk bisa berusaha melakukan hal yang sama.

Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Tidak boleh iri dengki kecuali pada dua hal. (Yaitu pada) seorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu ia menguasainya dan membelanjakannya di jalan yang haq (benar) dan seorang yang Allah berikan hikmah (ilmu) lalu dia melaksanakannya dan mengajarkannya (kepada orang lain).” (HR. Bukhari)

Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan menunaikan zakat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat dan umatnya menyatakan bahwa salah satu keutamaan dari menunaikan zakat adalah kita menjadi pihak yang dipercaya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam memelihara harta titipannya agar dapat disampaikan pada orang-orang yang berhak menerimanya. Bahkan umat Islam pun dianjurkan untuk dapat merasa iri dan dengki kepada orang-orang yang mampu senantiasa berinfak dan berzakat melalui harta benda yang mereka miliki. Hal tersebut menjadi pendorong utama agar kita dapat melakukan hal yang sama.

Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita sedini mungkin berlatih menjadi pribadi yang gemar berinfak dan berzakat. Apa pun bentuknya, besar kecilnya dana yang dikeluarkan hendaknya harus selalu diniatkan agar dapat memeroleh rida dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga kita termasuk dalam umat yang mampu senantiasa berlomba-lomba dalam berbuat amal. Semakin kaya diri kita akan amal semakin besar pula peluang kita untuk menerima rahmat Allah Ta’ala. Melalui rahmat-Nya semoga Allah pun senantiasa memberikan jalan mudah bagi kita untuk bisa semakin menyibukkan diri memperkaya amalan-amalan baik.