Anjuran Menunaikan Puasa Tarwiyah dan Keutamaannya

Melakukan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah sejatinya merupakan satu di antara banyak amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah melakukan puasa pada tujuh hari pertama, puasa sunnah lainnya yang juga terbilang utama adalah puasa Tarwiyah. Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Hal tersebut diketahui melalui salah satu hadist yang berbunyi sebagai berikut,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa sembilan hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa tiga hari di setiap bulannya, puasa Senin pertama dan juga hari Kamis di setiap bulannya,” (HR. Abu Dawud)

Puasa Tarwiyah merupakan puasa yang dilakukan untuk mengenang kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam. Tarwiyah sendiri memiliki makna berpikir. Di saat ini umat Islam dianjurkan untuk memperingati dan mengenang ketaatan serta ketabahan Nabi Ibrahim Alaihissalam saat bermimpi diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menyembelih sang putera kebanggaan, Nabi Ismail Alahissalam. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan puasa Tarwiyah.

Niat puasa Tarwiyah juga harus ditanamkan dalam hati. Berikut lafadz niat yang bisa kita lantunkan sebelum melakukan puasa Tarwiyah: ‘Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā’. Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT. Selain mengandung makna tentang ketaatan Nabi Ibrahim Alaihissalam pada perintah Allah Ta’ala, puasa Tarwiyah juga dilakukan terkait perenungan umat Islam yang melaksanakan ibadah haji tentang doa dan harapan apa yang akan dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saat hari Arafah nanti.