Idul Adha merupakan hari raya yang istimewa bagi umat Islam. Bagaimana tidak? Di saat ini kita dianjurkan untuk dapat merayakannya dengan melaksanakan ibadah udhhiyyah. Tentu, anjuran tersebut diupayakan bagi umat Islam yang diberi kelonggaran oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menyisihkan sebagian harta mereka melalui daging qurban. Namun, tak banyak yang tahu bahwa terkait ibadah udhhiyyah ada amalan lain yang juga dianjurkan pelaksanaannya.
Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist dari ‘Abdullah bin Buraidah ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu amalan yang sebaiknya dilakukan umat Islam sebelum melaksanakan sholat Idul Adha. Melihat kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada saat hari raya Idul Adha beliau berjalan menuju lapangan dalam keadaan perut kosong. Sebaliknya, saat hendak melaksanakan sholat Idul Fitri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam justru menyantap makanan terlebih dahulu. Kedua hal berbeda ini dilakukan bukanlah tanpa alasan.
Saat hari raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa sementara sebelum sholat ied sebagai bentuk perayaan dari proses pemotongan hewan qurban nanti. Hal ini ditujukan agar daging hasil qurban dapat dinikmati bersama setelah dimasak. Sebaliknya, saat Idul Fitri kita justru dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat ied. Tujuannya adalah sebagai tanda bahwa tanggal 1 Syawal adalah hari diharamkannya untuk berpuasa bagi umat Islam.