Menuju akhir zaman, umat Islam dihadapkan dengan berbagai cobaan. Hal menyakitkan yang saat ini dialami oleh saudara kita di Palestina adalah salah satu fakta yang wajib diyakini tentang terjadinya Hari Kiamat yang tak lama lagi. Selain berupaya untuk dapat membantu saudara-saudara kita di sana sebagai langkah berjihad, kita juga dianjurkan untuk memerhatikan diri sendiri terkait bekal apa yang telah kita tabung untuk menuju kehidupan kekal di akhirat. Jika berbicara tentang akhirat, tentu begitu banyak orang yang berusaha memperkaya amalan untuk memperberat timbangan kebajikan.
Sayangnya, kebanyakan di antara kita justru lupa tentang dosa-dosa yang pernah diperbuat. Kita bahkan tidak peduli apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memaafkan kesalahan yang kita lakukan? Hal ini terjadi lantaran kita hanya sibuk dengan kehidupan dunia lantas lupa dengan hubungan kita pada Allah Ta’ala. Pada hal, seberat apa pun perbuatan dosa yang pernah kita lakukan Allah akan mengampuninya selama kita memahami satu syarat penting. Dari Ibnu Abbas radiallahu ‘anhu ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda sebagai berikut,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala memaafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal): Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa.” (HR. Ibnu Majah)
Hadist di atas menjelaskan tentang betapa luasnya pintu ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya menyampaikan bahwa Allah berfirman salah satu alasan bagi Allah agar dapat mengampuni hamba-hamba-Nya adalah karena sosok mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pintu ampunan ini akan terbuka lebar terutama jika seseorang dapat memenuhi syarat. Syarat tersebut adalah jika seluruh kesalahan dan dosa yang pernah diperbuatnya adalah bentuk dari ketidaksengajaan.
Tepat sekali, kesalahan dan dosa yang diampuni Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah yang mengandung unsur lupa atau khilaf. Hal ini menandakan bahwa sejatinya seseorang tidak sadar bahwa ia tengah melakukan perbuatan dosa. Sebaliknya, bagi mereka yang dengan sengaja atau bahkan berniat melakukan perbuatan dosa, Allah pasti akan menghukum hamba-Nya tersebut. Hal ini termasuk dalam jenis perkara yang tidak bisa dimaafkan begitu saja kecuali dengan sungguh-sungguh bertobat memohon ampunan Allah. Maka dari itu, hendaknya kita perlu selalu mawas diri agar tidak mudah terjerembap dalam maksiat.