Alasan Nilai Amal Kebaikan Menjadi Gugur: Takabur

Kehidupan dunia merupakan sarana bagi manusia untuk mengumpulkan pahala dari setiap amal kebaikan yang dilakukannya. Banyak cara yang bisa dilakukan guna menuju hal tersebut. Namun, perhitungan amal kebaikan juga ditentukan berdasarkan pada niat melakukannya. Sayangnya, perkara yang satu ini sering luput dari perhatian kita.

Alih-alih meraup pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, nilai amal yang kita lakukan bisa saja gugur karena sudah terlebih dahulu merasa takabur. Takabur sendiri adalah sifat yang mendominasi seseorang merasa paling benar. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menjauhkan diri dari perangai buruk tersebut. Sebagaimana dalam al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah pada manusia untuk tidak memelihara sikap angkuh terhadap manusia lainnya. Hal ini sejatinya termasuk dalam golongan orang yang takabur dan sombong. Orang-orang tersebut adalah mereka yang suka membanggakan diri sendiri. Mereka sering kali meremehkan orang lain dan merasa dirinya paling benar.

Hal ini membuat mereka sulit menerima kebenaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala sungguh tidak menyukai sifat ini. Bukan tanpa alasan, pasalnya takabur mampu menjadi alasan gugurnya nilai dari setiap amal kebaikan yang telah dilakukan. Orang yang memelihara sifat ini akan selalu merasa bahwa dirinya paling banyak berperan dan berdedikasi dalam upaya membantu orang lain.