Dhuafa sejatinya merupakan golongan orang – orang yang lemah. Kelemahan tersebut timbul dikarenakan mereka tak memiliki daya upaya untuk menyokong kebutuhan hidup baik itu secara fisik maupun keadaan yang ada. Orang yang termasuk ke dalam kelompok dhuafa pun tak melulu harus fakir dan miskin. Ya, seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya pun termasuk ke dalam golongan ini.
Bukan tanpa alasan, pasalnya wanita berstatus janda tak lagi memiliki suami yang pada awalnya merupakan sandaran hidup bagi ia dan anak mereka. Bahkan keadaan akan semakin membuatnya terpuruk ketika ia tak memiliki penghasilan dan peninggalan dari suaminya. Maka dari itu, Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk turut menyantuni janda.
Sebagaimana dalam sebuah hadist beliau diketahui pernah bersabda:
“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Al-Qa’nabi–yaitu gurunya Imam Bukhari dan Muslim–berkata, aku sangka itu seperti orang yang shalat malam yang tidak pernah merasakan lelah, dan yang berpuasa yang tidak pernah berhenti berpuasa.” (HR. Bukhari, no. 5353 dan Muslim, no. 2982)
Hadist di atas dengan jelas menerangkan tentang keutamaan dalam menyantuni janda terlantar. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pun menyamakan perbuatan baik ini layaknya jihad di jalan Allah. Bahkan yang tak kalah luar biasanya, keutamaan menyantuni janda juga setara dengan pahala melakukan sholat malam dan berpuasa.
Bagaimana tidak? Terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh dari perbuatan baik ini. Ketika kita menyantuni seorang janda maka ada kehidupan yang turut bisa terjamin. Hal ini sejatinya sama juga dengan menyantuni kehidupan yatim, anak – anak dari janda yang ditinggal mati suaminya. Inilah alasan di balik keutamaan perbuatan baik ini.
Maka dari itu, hendaknya kita dapat mengambil bagian untuk menjadi penyambung kehidupan para janda. Hal ini semakin utama ketika wanita yang ditinggal mati oleh suaminya tersebut merupakan kerabat dekat kita. Kehidupan dari anak – anak yatim keluarga mereka tentu sudah merupakan tanggung jawab kita juga.