Al-Qur’an menjadi satu-satunya kitab suci yang menampung segala hal terkait kepentingan umat manusia. Beragam hal ini disusun dalam aturan-aturan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan manusia yang tentunya juga beraneka ragam. Tujuan dari terdapatnya aturan di dalam al-Qur’an adalah sebagai petunjuk yang akan selalu mengarahkan umat manusia pada jalan yang tepat. Sebaliknya, manusia dari kalangan umat terdahulu meragukan keaslian dari kitab suci Al-Qur’an yang disinyalir sebagai pedoman terbaik bagi umat manusia. Tak tanggung-tanggung, sebagian besar di antara mereka justru dengan terang-terangan menolak kebenaran Al-Qur’an.
Terkait hal tersebut, mereka sejatinya tidak memahami dengan benar bahwa mereka tengah menggiring diri sendiri pada azab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“… dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al- Qur’an itulah yang haq dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (54) Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al-Qur’an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat. (55)” [QS. Al-Hajj: 54-55]
Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan kitab suci Al-Qur’an kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alai wasallam. Al-Qur’an bukan sekedar kitab suci tapi juga pedoman bagi umat Islam. Orang-orang yang mampu menerima kebenaran al-Qur’an sejatinya telah diberikan petunjuk dan pengetahuan terhadap hukum-hukum Allah. Sehingga dengan demikian, mereka dapat semakin merenungkan isi Al-Qur’an sekaligus memantapkan iman karena sejatinya telah diberikan kemampuan untuk membedakan hal yang benar dan salah. Sebaliknya, orang-orang yang menolak kebenaran Al-Qur’an mereka tergolong dalam kaum kafir.
Keraguan mereka atas kitab suci umat Islam tersebut datang lantaran mereka tidak kuasa dalam menerima perkara yang benar. Hati mereka terlalu lemah karena dapat dengan mudah dirasuki oleh godaan setan yang memang tidak suka jika kita berada di jalan yang lurus. Maka dari itu, kalangan kafir akan selalu merasa ragu pada kebenaran al-Qur’an. Bahkan keraguan tersebut selalu ada hingga mereka berada dalam kondisi sekarat pun. Bukan tidak mungkin pula bahwa keraguan mereka atas kebenaran Al-Qur’an juga berkelanjutan hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan azab kepada mereka di hari Kiamat. Naudzubillah min zalik, semoga kita terhindar dari sikap buruk ini.