Hadirnya seorang anak sejatinya merupakan tanda bahwa pasangan orang tua telah dianggap mampu untuk mengemban amanah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kelak, setiap pasangan orang tua akan akan dimintai pertanggung-jawabannya terhadap amanah yang dititipkan kepada mereka. Maka dari itu sebagai wujud dari amanah Allah, anak-anak harus dijaga dan dipastikan kecukupan kebutuhannya dari segi apa pun.
Salah satu jenis kebutuhan yang sangat penting namun jarang disadari oleh orang tua adalah kebutuhan psikis berupa kasih sayang. Ya, terkait hal ini banyak orang tua yang masih salah kaprah dalam menilainya. Menganggap bahwa pemberian nafkah telah cukup untuk memenuhi kewajiban orang tua terhadap anaknya, sering kali perasaan anak-anak terlantar akibat kurangnya kasih sayang yang mereka rasakan.
Pada kenyataannya, kasih sayang adalah hal penting dan menjadi pengaruh utama terhadap tumbuh kembang mereka. Anak-anak yang masa kecilnya kekurangan kasih sayang bahkan tidak mampu memberikan hal serupa kelak pada orang tua mereka. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa tidak menyayangi, maka tidak disayangi“ [HR. Bukhari]
Hadist di atas adalah bukti nyata dari pemikiran suri tauladan kita terkait hubungan orang tua terhadap anak-anaknya. Kasih sayang, bagi Rasulullah adalah poin penting yang wajib diperhatikan orang tua dalam upaya menjalin rasa bersama buah hati mereka. Anak-anak yang kekurangan kasih sayang tidak akan mengenal makna dari rasa itu sendiri. Mereka kelak akan tumbuh tanpa memahami cara mengasihi sesama apa lagi terhadap orang tua mereka.
Hal ini pada akhirnya membuat karakter anak-anak tumbuh secara mandiri sebelum waktunya. Mereka akan terbiasa menangani kebutuhannya sendiri tanpa meminta pendapat orang tua. Anak-anak yang terlalu mandiri ini dikhawatirkan tumbuh menjadi pribadi yang kurang peduli terhadap sesama. Sayangnya, ketika mereka beranjak dewasa tidak jarang banyak orang tua yang justru menuntut kasih sayang dan perhatian anak-anak mereka.
Kondisi seperti ini tentu saja akan membuat mereka menjadi kesulitan. Bagaimana tidak? Semasa kecil mereka tidak pernah mengenal rasa kasih dan sayang dari orang tua. Sementara, ketika dewasa mereka dituntut untuk dapat menyalurkannya kepada orang tua. Sungguh, jangan pernah menyalahkan anak atas kondisi mereka ini. Sebaliknya, orang tualah yang harus memutar balik rekaman kehidupan mereka. Apakah mereka telah benar-benar memberikan hak anak-anak terkait kasih sayang?