Perilaku seorang anak tidak muncul begitu saja. Hal tersebut tumbuh bersama dengan dirinya sesuai dengan cara orang terdekat memperlakukan mereka. Dalam kondisi ini, orang tua dianggap sebagai pihak paling dekat dengan buah hati. Hal ini juga menandakan bahwa mereka melakoni pengaruh besar pada tumbuh kembang anak-anak. Maka dari itu, segala bentuk pendidikan yang sifatnya dasar memang harus diberikan oleh orang tua pada anak mereka. Tujuannya adalah agar setiap anak tumbuh baik sesuai dengan cinta dan kasih sayang orang tua mereka. Anak-anak pun dapat mulai memahami kebaikan dari perilaku menyayangi.
Bukan tanpa alasan, pasalnya setiap tindak tanduk manusia akan berbalas berdasarkan cara mereka bersikap. Hal ini juga sebaiknya dimengerti oleh buah hati sedini mungkin agar kelak mereka memahami bahwa setiap hal yang terjadi pada diri mereka tergantung dari cara mereka berperilaku. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua untuk dapat memperlihatkan kebiasaan perilaku lemah lembut dan berkasih sayang sebagai contoh nyata yang bisa diserap oleh buah hati dari orang tua mereka. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam pernah bersabda “Man laa yarham laa yurham.”
Artinya: “Barang siapa tidak menyayangi, tidak akan disayangi,” (HR Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan dari perilaku berkasih sayang. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menyampaikan bahwa orang-orang yang tidak menyayangi maka mereka juga tidak akan menerima kasih sayang dari orang lain. Hal ini sejatinya merupakan bentuk nyata dari cerminan sikap yang kita pilih. Jika kita lemah lembut dan penuh kasih pada sesama, maka orang lain pun akan melakukan hal yang sama. Sebaliknya jika kita berperilaku kasar dan seenaknya maka hal tersebut membuat kita juga menerima perilaku serupa. Bagi anak-anak, mereka mungkin belum memahami pola sebab akibat ini.
Namun, tidak ada salahnya jika sebagai orang tua kita memberikan pemahaman sederhana terkait hal ini. Semua dapat dimulai dari keluarga. Kebanyakan di antara anak-anak akan memiliki saudara kandung. Maka dari itu, perilaku lemah lembut dan berkasih sayang juga dapat dibiasakan dari ruang lingkup keluarga. Tunjukkan selalu perilaku ini tak hanya pada anak-anak saja, tapi juga pasangan secara wajar. Hal ini membuat anak berpikir bahwa perilaku lemah lembut itu memang penting. Bahkan jika anak-anak saling berebut mainan dengan saudara mereka, ingatkan selalu untuk mengedepankan perilaku ini. Diharapkan bahwa anak dapat terbiasa dan tumbuh dengan jiwa penyayang di dalam hatinya.