Mencari nafkah memang menjadi kewajiban bagi kaum Mukmin. Bagaimana tidak? Mereka tak hanya mengemban tanggung jawab atas diri sendiri tapi juga orang-orang di sekelilingnya yang juga berada di bawah tanggung jawabnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa mencari nafkah merupakan hal yang harus dilakukan. Meski pun demikian, sejatinya perkara tersebut kerap kali bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dilakukan. Pada akhirnya, tidak jarang terdapat pula segelintir orang yang sudah sangat putus harapan dan akhirnya justru beralih pada perbuatan meminta-minta. Kenyataannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang umat Islam atas sikap tersebut.
Upaya mencari nafkah meski susah dan tak menghasilkan cukup banyak pendapatan dinilai lebih baik ketimbang meminta pada orang lain. Hal ini sudah sangat sering disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya beliau pernah bersabda,
“Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya.” (Shahih Bukhari 1932)
Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan dari upaya keras untuk mencari nafkah bagi diri sendiri dan orang yang menjadi tanggungan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa orang-orang yang bersusah payah dalam mencari nafkah halal dinilai lebih baik dari pada mereka yang patah semangat dan mengandalkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tepat sekali, meski sedikit penghasilan yang didapatkan namun bila ia mencari nafkah dengan keikhlasan maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menurunkan keberkahan dalam hidupnya.
Keberkahan sendiri dapat ditandai dengan banyak hal. Namun jangan salah persepsi, keberkahan dalam mencari nafkah tidak melulu terlihat dari banyaknya materi yang dimiliki. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mencukupkan rezeki pada seseorang meski di mata orang lain rezeki tersebut tak bernilai apa pun. Kecukupan inilah yang menjadi tanda dari turunnya berkah dalam mencari nafkah. Tentu kondisi ini akan sangat berbeda dari orang-orang yang mengandalkan rezeki haram atau justru memerolehnya dengan meminta-minta. Tidak jarang, mereka justru kerap merasa kurang meski sejatinya penghasilan yang didapatkan terbilang sangat besar.
Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk dapat sekuat tenaga berupaya mandiri dalam mencari nafkah. Meski sejatinya pekerjaan yang dilakukan tersebut adalah memanggul kayu, tentu akan lebih bernilai di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala ketimbang mereka yang memenuhi nafkah hidupnya dengan cara meminta-minta. Ketahuilah, Allah menyenangi hamba-Nya yang bersusah payah mencari nafkah hanya untuk mengajarkan mereka cara utama dalam memeroleh berkah. Sebaliknya, nafkah yang didapatkan dengan cara meminta-minta tidak akan pernah mencapai keberkahan karena Allah telah lebih dulu mencabutnya bahkan jika hal tersebut masih merupakan niat yang tertanam dalam hati kita.