Salah satu hal yang sangat istimewa dan amat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di bulan Ramadhan adalah pelaksanaan shalat Tarawih berjamaah. Bagaimana tidak? Tarawih termasuk dalam rangkaian ibadah yang dianjurkan di bulan Ramadhan. Hukum dari pengerjaan ibadah ini adalah sunah. Meski pun begitu, kita justru sering melihat antusiasme umat Islam dalam melaksanakan ibadah ini. Kaum laki-laki berbondong-bondong pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Tarawih berjamaah.
Begitu indahnya pemandangan tersebut hingga jarang ada yang mengetahui bahwasanya dahulu kala Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam justru tidak ingin umatnya melaksanakan shalat Tarawih. Hal ini sebagaimana diketahui dari ‘Aisyah Ummil Mu’minin radliyallahu ‘anha, yang berkata bahwasanya,
“Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya beliau bersabda, ‘Sungguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.” Sayyidah ‘Aisyah berkata, ‘Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam kepada umatnya. Kasih sayang beliau terbilang cukup unik. Tak seperti para pemimpin yang terkenal diktator dan memaksakan kehendak pada rakyatnya, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam justru menginginkan kemudahan bagi umatnya. Hal tersebut terlihat jelas tatkala ibadah shalat Tarawih mulai diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan beliau pun sangat antusias menerima serta melaksanakannnya.
Hingga pada suatu malam di bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam menunaikan shalat Tarawih secara berjamaah di masjid. Para sahabat dan umatnya menyaksikan dan sudah pasti mengikuti kegiatannya. Namun, melihat begitu bersemangatnya para sahabat dan umat, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam justru mangkir shalat Tarawih di malam ketiga dan keempat. Sebaliknya, para sahabat dan umat telah menunggu beliau untuk secara berjamaah menunaikan shalat Tarawih. Namun, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam justru tidak keluar dari rumahnya.
Setelah pagi bergulir, beliau pun bersabda bahwa dirinya menyaksikan semangat para sahabat dan umat dalam menunaikan shalat Tarawih malam kemarin. Hanya saja, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam mengurungkan niat melakukannya secara berjamaah karena takut bahwa suatu saat Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mewajibkan ibadah tersebut pada umat Islam. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan beban bagi orang-orang yang tidak mampu melakukannya. Begitulah Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam, beliau amat mencintai umatnya.
Segala hal yang dilakukan beliau sejatinya bukan sekedar sebagai utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam benar-benar peduli pada umatnya yang tidak sempurna. Hal ini menandakan bahwa ia memahami tidak semua orang memiliki kemampuan dan semangat yang sama dalam beribadah. Jika shalat Tarawih memiliki hukum wajib tentu hal tersebut akan sangat memberatkan umat Islam. Mari bersama-sama kita rutinkan sholawat atas nabi sebagai bentuk kasih sayang kita pada beliau.