Di antara banyak cara yang bisa dimanfaatkan untuk mencari nafkah, perdagangan adalah salah satunya. Bahkan, mengingat hal ini termasuk dalam pekerjaan yang dinilai minim kemungkinan adanya praktik maksiat, umat Islam dianjurkan untuk menggelutinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun termasuk dalam orang yang mencari nafkah dengan berdagang. Beliau telah mengenal dunia ini sejak dini yaitu di usia dua belas tahun. Kala itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menggembalakan domba dan membuat pamannya, Abu Thalib yakin pada kemampuan beliau untuk turut serta dalam berdagang.
Cara berdagang Rasulullah pun dikenal amat apik. Namun, tak banyak yang meniru kebiasaan beliau ini hanya karena ingin mengambil keuntungan semata. Pada kenyataannya, terdapat aturan yang sebaiknya ditegakkan oleh seorang pedagang, terutama dari kalangan umat Islam agar profesi ini dapat membuahkan hasil maksimal. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sumpah itu melariskan dagangan jual beli namun menghilangkan barakah.” (Shahih Bukhari 1945)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu kebiasaan buruk dalam berdagang yang sering dilakukan kebanyakan orang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa sumpah merupakan satu di antara contoh kebiasaan buruk tersebut. Menurut beliau, sumpah mungkin saja dapat melariskan dagangan namun dapat menghilangkan berkah. Hal ini dapat memberikan dampak yang semakin buruk apa bila sumpah yang disebutkan adalah palsu. Ini menandakan bahwa kita melakukan perdagangan yang curang karena telah membohongi pembeli melalui kondisi barang yang diperdagangkan. Hal ini jugalah yang menjadikan alasan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut keberkahan dari aktivitas perdagangan tersebut.
Sebaliknya, dalam berdagang hendaknya kita berupaya untuk meniru kebiasaan yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semasa hidupnya dalam menjalankan profesi ini, beliau dikenal sebagai pedagang yang mencerminkan sifat khas dirinya yakni Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Rasulullah tidak pernah memanfaatkan sumpah. Sebaliknya beliau amat cerdas lengkap dengan keluhuran akhlak. Beliau juga selalu bersikap jujur dan tidak pernah menutupi kekurangan kondisi barang dagangannya. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun amat apik dalam berkomunikasi saat terjadi negosiasi dalam aktivitas jual beli yang dilakukannya. Cara-cara tersebut membuat langkah perdagangannya mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal tersebut juga ditandai dari kesuksesannya dalam dunia ini terutama ketika ditunjuk menjadi kafilah dagang Siti Khadijah.