Dalam kehidupan di dunia, kita tentu tidak pernah bisa lepas dari hubungan antar sesama manusia. Bagaimana tidak? Meski tak kasat mata, sejatinya manusia senantiasa terikat dengan manusia lainnya. Kedekatan inilah yang pada akhirnya mampu menimbulkan berbagai macam rasa. Ada ketertarikan, ada pula ketidakcocokkan, ada yang dapat memanjangkan, ada pula yang enggan meneruskan. Meski pun demikian, tentu saja akan selalu ada alasan di balik segala bentuk kondisi hubungan ini. Namun, umat Islam dianjurkan agar dapat selalu berupaya memelihara silaturahmi meski sejatinya kondisi buruk sedang terjadi.
Bahkan, jika kita tengah menjadi pihak yang terpojokkan, mempertahankan hubungan tetap disarankan. Berikut tiga tips yang bisa dilakukan sesuai dengan anjuran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana beliau bersabda,
“Sambunglah hubungan orang yang memutuskan hubungan denganmu. Berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu. Ucapkanlah yang benar walaupun merugikan dirimu sendiri!” (Shahihul Jami’, no. 3769)
Mempertahankan hubungan di kala badai datang menghempas bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Terutama jika kita menjadi pihak yang dirugikan atau difitnah, sering kali terdapat amarah yang tertahan karena tidak mampu dikeluarkan. Meski pun demikian, kaum Muslimin dan Muslimat dilarang berlama-lama memendam dendam apa lagi jika hal ini menjadi sebab dari renggangnya hubungan. Oleh karena itu, Rasulullah menganjurkan kita untuk senantiasa memaafkan kesalahan orang lain meski orang tersebut belum memintanya. Terkait hal ini, sejatinya ada banyak cara yang bisa dilakukan.
Yang pertama adalah dengan menyambung kembali hubungan kepada orang yang memutuskannya. Memulai sesuatu kembali tentu merupakan awal yang sangat sulit dilakukan. Terutama ketika kenangan terkait perselisihan masih membayang di pikiran, niat untuk menyambung silaturahmi bisa jadi maju atau mundur ke belakang. Meski pun demikian, ada keutamaan yang bisa kita dapatkan dari upaya ini. Selain masa depan dari hubungan yang renggang dapat kembali dipersatukan, juga ada pahala besar yang menanti bagi orang-orang yang berupaya lebih dulu untuk mengembalikan keadaan.
Tak hanya itu, kita juga dianjurkan untuk senantiasa berbuat baik pada orang-orang yang berbuat buruk. Hal ini tentu saja merupakan perkara yang sangat sulit dilakukan. Namun, jika kita berusaha tentu saja akan ada balasan yang sama dari perbuatan tersebut. Terakhir dan tak kalah penting, kita juga dianjurkan untuk senantiasa jujur meski hal ini menyakitkan. Bahkan jika kejujuran dapat mendatangkan kerugian bagi diri kita tak mengapa karena Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menggantinya dengan balasan yang lebih baik. Oleh karenanya, memelihara kejujuran juga diperlukan dalam upaya ini.
Seluruh hal ini memang bukan perkara mudah untuk dilakukan. Menahan amarah, melupakan masalah, hingga menyambung hubungan agar kembali terpelihara sungguh membutuhkan tak hanya upaya tapi juga rasa lapang dada. Oleh karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyiapkan pahala besar bagi hamba-Nya yang mampu melakukan hal ini. Semoga dengan senantiasa menjadi pihak yang kembali memulai hubungan akan ada kebaikan yang bisa kita dapatkan. Tetap sehat dan semangat agar dapat senantiasa menggali manfaat diri dan menyalurkannya pada orang-orang terdekat kita.