Manusia pada dasarnya memiliki kecintaan yang besar terhadap dunia. Bukan tanpa alasan, pasalnya dunia saat ini merupakan tempat yang dianggap paling penuh dengan berbagai nikmat. Mulai dari harta, takhta, hingga wanita ketiganya mewakili jenis-jenis nikmat duniawi yang paling umum diminati. Sayangnya, banyak yang berpura-pura lupa bahwa hal tersebut seluruhnya bersifat sementara. Tidak jarang, demi mendapatkan kenikmatan dunia ini banyak di antara umat manusia yang melanggar norma agama. Perilaku tersebut mungkin dianggap biasa, namun sejatinya dapat menjadi alasan dari turunnya laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Laknat Allah turun bagi orang-orang yang telah bersikap menyimpang dari aturan agama. Al-Imam ar-Raghib al-Ashfahani berkata:
“Laknat maknanya adalah pengusiran karena kemurkaan. Laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat dalam berbentuk siksaan, sedangkan di dunia dalam bentuk terputusnya seorang hamba dari kasih sayang dan pertolongan-Nya, sedangkan dari manusia dalam bentuk sebuah do’a agar orang yang terlaknat tertimpa bencana.”
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah termasuk dalam golongan orang-orang yang dilaknat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada hal, salah satu tanda dari turunnya laknat Allah di dunia sangat nyata. Biasanya, orang-orang yang dilaknat ini tidak akan memeroleh kasih sayang dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika ia tengah berada dalam kesusahan. Tak hanya itu, orang-orang di sekelilingnya pun memberi kesan kebencian sehingga tidak sungkan untuk mendoakan kejelekan bagi mereka yang terlaknat. Sementara, di hari Kiamat kelak Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyiksa dengan siksaan pedih orang-orang yang terlaknat ini.
Agar terhindar dari nasib buruk tersebut, umat Islam harus selalu waspada untuk senantiasa memelihara diri dari berbagai perbuatan dan juga perkataan keji. Bukan tanpa alasan, pasalnya kedua hal tersebut kerap kali menjadi sebab utama dari turunnya laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beberapa contoh dari perbuatan dan perkataan keji yang harus dihindari adalah orang yang menisbatkan diri kepada selain ayah dan walinya, orang yang membatalkan jaminan seorang Muslim, orang kikir atau bakhil, orang yang menyia-nyiakan Ramadhan, orang yang melawan orang tuanya, orang yang enggan bershalawat ketika nama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam disebut, dan perbuatan menyimpang lainnya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa melindungi kita dari segala perbuatan buruk ini, aamiin yaa robbal alamin.