Bahagia mungkin menjadi inti tujuan dari setiap upaya yang kita lakukan di dunia. Baik dalam perkara mencari nafkah, membina hubungan, hingga menjalani kehidupan pribadi semuanya dilakukan hanya untuk mendapatkan kenyamanan. Dari kenyamanan inilah, rasa bahagia dapat tercapai dengan sempurna. Namun, kerap kali upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut terbilang amat keras bahkan hingga mengorbankan banyak hal. Sayangnya, jerih payah yang dilakukan ini tidak jua melahirkan kebahagiaan yang dicari. Lantas, adakah kira-kira hal yang luput dari perhatian kita terkait makna kebahagiaan yang sebenarnya?
Terkait hal ini, Al Hasan al-Bashri pernah mengatakan,
“Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.” (https//muslim.or.id/)
Tak banyak yang menyadari bahwa sulitnya merasa bahagia di dunia ternyata ada penyebab di balik hal tersebut. Manusia begitu sibuk mencari kebahagiaan melalui kenikmatan duniawi semata. Pada kenyataannya, seluruh perkara dunia ini sejatinya hanya bersifat sementara. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyaman dan bahagia yang kita rasakan juga sesaat saja. Kita begitu sibuk terpesona dengan gemerlap nikmat yang terlihat nyata hingga lupa bahwa kadang kala terdapat kepura-puraan dari perasaan yang timbul ini. Kondisi ini terjadi lantaran kita sejatinya tidak mendapati nikmat yang sebenarnya. Menurut Al Hasan al-Bashri, umat Islam hendaknya mencari nikmat dari tiga perkara utama.
Nikmat pertama adalah nikmat salat. Bagi orang-orang beriman, salat bukan sekedar kewajiban tapi kebutuhan untuk menyatukan hati dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, akan timbul rasa bahagia yang merupakan wujud dari nikmatnya iman. Hal yang sama juga berlaku pada kebiasaan zikir. Zikir yang dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri pada Allah akan menghasilkan rasa tenang dan damai. Ke dua rasa ini tentu saja juga akan menghadirkan kenyamanan dan kebahagiaan yang sama dengan salat. Perasaan dekat sekaligus terkoneksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah alasan di balik rasa aman dan tenteram yang hadir dalam relung hati kita.
Tak hanya itu, membaca Qur’an juga mampu mendatangkan keadaan serupa. Seperti halnya salat dan berzikir, membaca Qur’an dengan senantiasa memahami maknanya akan menghadirkan perasaan tenang dalam hati kita. Hal ini terjadi lantaran Qur’an bukan sekedar kitab suci umat Islam saja tapi juga pedoman kehidupan yang di dalamnya terdapat berbagai tuntunan dan aturan. Segalanya dirancang untuk memberikan kebaikan bagi kaum Muslimin dan Muslimat. Oleh karena itu, dengan membaca dan mengaplikasikan isinya dalam hidup kita akan menghadirkan rasa aman dan nyaman juga ketenangan. Itulah sejatinya tiga hal yang benar-benar mampu memberikan rasa bahagia dalam hati umat Islam sekaligus mendatangkan dampak baik dalam kehidupan kita semua.