Hadirnya media sosial memungkinkan kita semakin mudah untuk mengakses atau pun berbagi informasi. Di antara banyak informasi yang tersebar belakangan ini adalah perjalanan sebagian besar orang yang menilai diri mereka sebagai sosok berpengaruh yang sukses. Sayangnya, sering kali hal tersebut dikemas hanya dengan memamerkan kekayaan semata bukanlah perjalanan utamanya. Yang lebih menyayat hati, terkini begitu banyak orang yang sangat senang memperlihatkan keadaan bergelimangan harta sementara lupa dengan kewajiban berzakat.
Padahal, zakat adalah salah satu cara untuk menyucikan harta mereka. Yang tak kalah penting, zakat juga tanda dari tegaknya agama Islam dalam diri seseorang. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu tanda tegaknya keyakinan Islam dalam hati seseorang. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa kehidupan yang Dia berikan pada umat manusia sejatinya bertujuan hanya untuk membuat mereka menyembah Allah semata. Cara yang ditunjukkan pun amatlah mudah. Agama Islam berdiri dari dua pokok utama yakni sholat dan berzakat. Kedua hal ini adalah tiang dari tegaknya agama Islam dalam hati dan hidup seseorang. Mereka yang senantiasa menunaikan kedua perkara tersebut berarti tengah berusaha untuk menegakkan agama Allah dalam hidupnya.
Sebaliknya, keislaman seseorang patut dipertanyakan saat mereka tidak mencoba untuk menunaikan dua perkara pokok tersebut. Sholat dan zakat adalah kewajiban. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak melaksanakan sholat karena hal tersebut memang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, demi mensyukuri nikmat yang Allah beri, umat Islam juga wajib mengeluarkan zakat sebagai bentuk penyaluran dari harta yang Allah titipkak untuk saudara-saudara dhuafa kita. Begitulah cara Islam berdiri tegak dan mengisi relung hati umatnya.