Wujud Nyata Penerapan Akhlak Mulia yang Sebaiknya Dipahami Buah Hati

Banyak hal yang wajib orang tua ajarkan pada buah hati mereka. Selain tauhid, anak-anak juga dianjurkan mengenal cara memahami dunia. Tentu saja, hal ini bukanlah perkara mudah untuk dilakukan. Meski pun demikian, orang tua tetap dapat memulainya dari langkah sederhana yaitu memberikan gambaran tentang indahnya suatu hubungan. Salah satunya adalah hubungan yang terjalin antara anak dan orang tua dan juga anak dengan saudara kandung mereka. Bukan tanpa alasan, pasalnya keluarga adalah ruang lingkup pertama yang akan membawa banyak pelajaran berharga bagi buah hati kita.

Di antara banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keharmonisan sebuah hubungan, tentu saja semua bermula dari akhlak yang mulia. Namun, jangan berpikir bahwa anak-anak harus memahami kriteria akhlak mulia sebagaimana Mukmin dewasa melakukannya. Sebaliknya, berikan pemahaman sederhana yang bisa dimengerti oleh mereka seperti yang pernah diungkapkan oleh penulis kitab Tuhfatul Ahwadzi yang mengatakan,

Berakhlak mulia kepada sesama itu level terendahnya adalah tidak mengganggu dan menyakiti orang lain. Sedangkan level paling tinggi adalah berbuat baik kepada orang yang menyakiti.” (nasihatulamapenggugahjiwa)

Akhlak mulia pada dasarnya memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Namun, agar kita fokus untuk senantiasa mengusahakannya maka ada beberapa hal yang perlu dipahami lebih dalam. Sah satunya adalah akhlak mulia yang paling sederhana yaitu tidak mengganggu dan menyakiti orang lain. Hal ini adalah serendah-rendahnya level dari akhlak mulia yang dapat dilakukan umat Islam. Sebaliknya, level tertinggi dari akhlak mulia adalah ketika kita mampu tetap berbuat baik terhadap orang-orang yang menyakiti. Tentu saja hal ini bukanlah perkara mudah yang bisa dilakukan oleh karenanya nilai tingkatannya pun berada di level tertinggi.

Buah hati kita juga perlu memahami dua level akhlak mulia ini. Bukan tanpa alasan, pasalnya dengan memahami keduanya dapat membantu mereka untuk menjaga batasan terhadap hal-hal apa saja yang bisa mereka lakukan terhadap orang lain sekaligus menghindari yang mungkin mendatangkan kerugian bagi sesama. Orang tua dapat mulai memberikan pemahaman ini kepada buah hati dan juga menerapkannya dalam ruang lingkup keluarga. Selain kepada orang tua, hubungan antar saudara kandung merupakan target yang paling tepat dari penerapan pemahaman ini.

Bagaimana tidak? Saudara kandung biasanya memiliki rentang usia yang tidak terlalu jauh. Hubungan antar saudara kandung yang terjalin baik pastinya akan menentukan bagaimana seorang anak membina hubungan dengan teman atau rekannya kelak di ruang lingkup berbeda. Jika dalam ruang lingkup keluarga mereka telah mampu memahami wujud nyata dari akhlak yang mulia, diharapkan juga bahwa kelak mereka juga akan mampu menerapkannya dalam hubungan antar sesama di berbagai ruang lingkup mulai dari sekolah, perumahan, juga mungkin perkantoran. Itulah hal yang dapat dicapai dari pemahaman akhlak mulia.