Memperkaya pahala dari amal ibadah mungkin saja menjadi salah satu hal yang kini tengah difokuskan oleh sebagian besar umat Islam. Bagaimana tidak? Tanda-tanda akhir zaman semakin terlihat. Upaya genosida kaum zionis terhadap rakyat Palestina menjadi salah satu bukti dari hal tersebut. Maka dari itu, tidak jarang saat ini kita melihat begitu banyak pihak yang terkagum-kagum akan kelapangan hati rakyat Palestina sehingga membuat hati mereka pun turut terpanggil untuk mengimani Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, tentu saja kita harus memastikan betul bahwa keimanan yang tertanam dalam hati kita sudah benar-benar tertuju pada Allah semata.
Bukan tanpa sebab, pasalnya perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari bisa saja menjadi bentuk nyata dari perkara menduakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, hal yang paling mengerikan mungkin bisa terjadi sebagai bentuk ganjaran Allah pada orang yang menduakannya. Hal ini sebagaimana diketahui di dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (65) Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (66) [QS. Az-Zumar: 65-66]
Ayat di atas menjelaskan tentang akibat yang akan diterima oleh orang-orang yang mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan apa pun. Tepat sekali, Allah telah memperingatkan utusan-Nya, yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar dapat selalu berada di jalan yang benar. Bukan tanpa alasan, pasalnya menduakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan apa pun itu dapat membuat kita kehilangan segala pahala dari perbuatan amal yang telah kita lakukan selama ini. Tak hanya itu, perbuatan amal tersebut juga akan terhapus seolah-olah kita tidak pernah melakukannya. Sayangnya, tak banyak yang menyadari tentang perkara mempersekutukan Allah ini.
Sebagian besar umat manusia kadang kala telah sering melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk dari perilaku menduakan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ketika seseorang melakukan kebaikan hanya untuk mendapat keuntungan duniawi semata bukan karena ketulusan untuk menyambut rahmat Allah Ta’ala. Hal inilah yang sejatinya menjadi alasan utama dari terhapusnya segala pahala amal ibadah yang pernah dilakukan. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk benar-benar memperhatikan tindak tanduknya di dunia agar tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya semata. Tak hanya itu, kita juga dianjurkan untuk dapat sesering mungkin bersyukur sebagai langkah atau pertahanan diri dari godaan mempersekutukan Allah.