Salah satu hal yang patut dilakukan oleh setiap umat Islam adalah menghindari perkara yang dapat merusak kehidupannya. Hal ini sejatinya bukan sekedar anjuran belaka tapi juga perintah yang wajib ditaati oleh kaum Muslimin dan Muslimat. Terlebih lagi jika perkara tersebut mengundang setan dan iblis yang senang menggoda kehidupan umat manusia, tentu saja tugas utama kita adalah menghindari sekuat tenaga.
Di antara banyak contoh hasil jerih payah kedua makhluk laknat tersebut yang mampu merugikan kehidupan manusia, memisahkan dua orang yang saling mencinta adalah salah satunya. Dhomrah bin Rabi’ah rahimahullah pernah berkata,
“Disebutkan bahwa kegembiraan Iblis ketika berhasil memisahkan dua orang yang saling mencinta seperti kegembiraannya ketika dia berhasil mengeluarkan Adam dari surga.” (Masawi al-Akhlak 1/242)
Setan dan Iblis ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ciptaan-Nya yang tersesat. Hal ini membuat keduanya menjadi senang menggoda manusia agar bisa terjerumus pada kesesatan yang sama. Inilah mengapa mereka senang ikut campur dalam kehidupan kita. Bahkan, setan dan Iblis disinyalir akan merasa sangat gembira ketika mereka mampu memisahkan dua orang yang saling mencintai satu sama lain.
Mencintai yang dimaksud tidak sekedar pada hubungan suami dan istri saja, tapi juga pada mereka yang bersahabat semata-mata hanya untuk mengharap ridha Allah saja. Keharmonisan yang hadir dalam hubungan tersebut membuat setan dan iblis cemburu sehingga semakin senang menggoda. Biasanya mereka memulai ini semua lewat hasutan yang akhirnya memunculkan penyakit hati.
Hasad, iri, dengki, riya’ adalah beberapa jenis penyakit hati yang timbul akibat godaan setan dan iblis. Agar kita dapat terlindungi dari perbuatan buruk kedua makhluk ini, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk senantiasa menjaga keimanan dan ketakwaan. Ketika keimanan dan ketakwaan terpelihara baik, maka kecil kemungkinan bagi kita untuk menyalahkan orang lain atas hal yang terjadi pada diri kita yang juga kerap menjadi sebab awal timbulnya perselisihan dalam hubungan.