Ubah Kebiasaan Menjadi Muslim Yang produktif

#kawanaksi sebagai agama rahmatan lil alamin, Islam tidak hanya ‘mengatur’ manusia tentang bagaimana cara beribadah dan berhubungan dengan sesama. Lebih dari itu, islam juga mengajarkan manusia untuk bisa melewati waktu demi waktu agar bisa diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat.
Hidup di tengah kesibukan yang semakin padat ini kadang membuat manusia lupa akan esensinya diciptakan, yaitu menjadi khalifah. Akibatnya, hampir atau bahkan seluruh kehidupan hanya fokus untuk kehidupan dunia. Bekerja hingga baal dengan capek, mencari uang hingga menelantarkan keluarga hanya sedikit dari contoh hidup hanya untuk dunia. Lelah dan stres merupakan akumulasi dari kerontangnya jiwa yang jauh dari agama.

Oleh karena itu, sebagai umat muslim, kita perlu memahaminya sebuah konsep produktif yang berlandaskan islam. Mohammed Faris dalam bukunya yang berjudul “Muslim Produktif”, menuliskan bahwa produktivitas terdiri dari tiga unsur yaitu fokus, energi, dan waktu. Kehilangan salah satu unsur membuat suatu pekerjaan tidak bertujuan, lelah menyelesaikan tugas.

Perlu diketahui bahwa produktivitas bukan berarti sibuk. Sibuk sepanjang hari tanpa ada tujuan yang dicapai hanya membuat kesibukan menjadi sia-sia. Produktivitas juga bukan tujuan, melainkan proses. Produktivitas tidak berarti membosankan karena sesungguhnya orang yang produktif tahu kapan ia harus bekerja keras, bersenang-senang, serius, atau rileks. Produktivitas juga tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Manusia bukan robot yang bisa bekerja dengan kecepatan tinggi setiap saat.

Masih dari buku yang sama, islam sendiri memandang produktivitas sebagai alat, bukan tujuan. Paradigmanya pun macam-macam. Ada yang dikendalikan oleh tujuan, nilai, dan jiwa. Dari sini kita bertanya, apakah produktivitas dalam islam mengabaikan dunia? Tentu saja tidak. Dunia adalah ladang amal untuk akhirat. Dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dituai di akhirat. Dunia tidak bisa dipisahkan begitu saja dari akhirat. Lalu, bagaimana agar kita bisa mengembangkan kebiasaan produktif?

Pertama, lakukanlah tantangan 30 hari yaitu memilih satu kebiasaan yang akan diubah dalam waktu 1 bulan.

Kedua, lakukan pengecekan putaran kebiasaan. Ada tiga unsur putaran kebiasaan yaitu pemicu, rutinitas, dan imbalan.

Ketiga, mengganti kebiasaan lama dengan kebiasaan baru yang menawarkan imbalan yang sama.

Ketiga cara tersebut tidak akan membuahkan hasil tanpa didasari niat, pedoman yang jelas, berdoa, diawali dengan perubahan-perubahan kecil, dan orang yang diberitahu tentang perubahan yang sedang dilakukan. Mari #kawanaksi bersama-sama untuk ubah kebiasaan kita lebih baik agar hidup kita itu lebih produktif lagi ikuti 7 Cara Membangun Kebiasaan Produktif Bagi Seorang Muslim.