Puasa di bulan suci Ramadhan menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam yang telah baligh. Hal tersebut membuat kita berusaha untuk bisa menunaikannya sebaik mungkin. Bukan tanpa alasan, pasalnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menurunkan pahala dan berbagai kebaikan kepada hamba-Nya yang telah taat dan senantiasa bertakwa di bulan yang penuh kemuliaan ini. Namun, tentu saja seluruh keistimewaan tersebut hanya bisa didapatkan apabila kita menjalani kewajiban dengan cara yang tepat.
Diantara banyak hal yang semestinya kita terapkan selama berpuasa, tak banyak yang memahami dengan benar tata cara yang tepat saat membatalkan puasa. Hal ini mungkin terdengar remeh, namun menjalankan puasa sesuai dengan tata cara yang semestinya adalah bagian dari sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Berikut, adalah urutan yang benar yang sebaiknya kita terapkan saat membatalkan puasa:
1. Ucapkan “Bismillah” lalu berbuka (membatalkan puasa) bisa dengan kurma atau seteguk air.
2. Kemudian baru membaca doa berbuka puasa, “Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaallah.” yang artinya:
“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”
Tak banyak yang tahu bahwa doa berbuka puasa dibaca ketika puasa telah dibatalkan. Hal ini sejatinya merupakan ungkapan syukur terhadap nikmat berbuka yang kita dapatkan setelah menjalankan ibadah puasa. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga melakukan rutinitas yang sama. Selain kurma, menu yang dipilih untuk membatalkan puasa adalah air putih.
Setelah puasa telah benar-benar batal, barulah beliau menunaikan shalat Maghrib. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar sebelum mendirikan salat Magrib. Dan bila tidak ada kurma segar maka beliau menyantap buah kurma kering, bila tidak ada kurma beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)