Manusia sejatinya merupakan tempatnya khilaf. Hal ini membuat kita mudah lupa sehingga sangat ringan dalam melakukan kesalahan. Di antara banyak jenis kesalahan yang biasa dilakukan manusia, terdapat pula yang sejatinya teramat merugikan. Ya, kesalahan tersebut adalah perkara-perkara dosa yang sangat sulit ditebus dengan sekedar bertobat. Meski pun demikian, kita selalu mendengar bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu berbesar hati dalam mengampuni dosa hamba-Nya. Hanya saja, kita pun memahami bahwa hal tersebut bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan upaya tertentu agar Allah dapat terbuka hatinya dan menerima tobat kita. Terkait hal ini sejatinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengungkapkan kunci utama dari diterimanya tobat kita oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari lbnu ‘Umar (bin Sa’ad) bahwasanya ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya telah melakukan dosa yang besar. Apakah masih ada tobat bagi saya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apakah kamu masih mempunyai ibu?”. la menjawab, “Tidak”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu masih punya bibi (saudaranya ibu)?”. la menjawab, “Ya”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbaktilah kepadanya“. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 209, no. 1968]
Hadist di atas menjelaskan tentang cara yang dapat dilakukan oleh umat Islam untuk menebus dosa besar. Di samping dengan senantiasa bertobat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa berbakti kepada ibu menjadi perkara utama yang mampu membantu menghapuskan dosa-dosa tersebut. Bakti adalah hal yang nilainya sangat tinggi. Tiada perkara lain yang mampu menggantikan istimewanya bakti seorang anak terhadap ibu mereka. Ibu sendiri sejatinya merupakan kunci Surga umat Islam. Dengan senantiasa menjaga bakti pada ibu berarti kita tengah meraih kunci menuju Surga.
Namun, apa yang harus dilakukan jika ibu yang terkasih justru telah meninggal dunia? Terkait hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan umatnya untuk tetap melakukan bakti yang sama hanya saja dilakukan kepada adik atau kakak perempuan dari ibu. Bakti ini mungkin tidak dapat menggantikan bakti kita kepada ibu yang sebenarnya. Meski pun demikian, bakti yang kita lakukan kepada adik atau kakak dari ibu dapat memberikan pelajaran kepada kita tentang nilai utama dari seorang ibu dengan segala perjuangan dan pengorbanannya dalam mengandung, melahirkan, merawat, serta mendidik buah hati mereka. Semoga dengan melakukan hal tersebut, kita dapat tetap mendoakan ibu dan merasakan indahnya berbakti kepada beliau.