Tak Sekedar Al-Qur’an, As-Sunnah Sumber Pedoman Pelengkap Umat Islam

Al-Qur’an bagi umat Islam tak sekedar kitab suci semata. Di dalamnya terkandung berbagai pedoman yang berfungsi untuk mengatur kaum Muslimin dan Muslimat agar tetap berada di jalan yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, ajaran Islam juga sangat fleksibel, yang mana aturan ataupun ketetapan dapat dilonggarkan sesuai dengan keadaan mudharatnya.

Oleh karena itu, pedoman di dalam Al-Qur’an senantiasa berdampingan dengan As-Sunnah, yakni kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, serta sikap beliau. Umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan kedua hal ini sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.

Imam Malik bin Anas berkata,

As-Sunnah itu bagaikan perahu Nabi Nuh. Barangsiapa yang menaikinya, ia akan selamat. Barangsiapa menyelisihinya, akan tenggelam.” (Imam Malik bin Anas, dalam Al Fatawa (4/57)

As-Sunnah diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh Alaihissalam. Perahu tersebut sengaja dibuat untuk melindungi umat manusia dari bencana besar banjir bah yang akan datang. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan generasi penerus umat manusia. Begitu juga dengan makna yang terkandung di dalam As-Sunnah, menjaga umat Islam agar tidak salah arah.

Oleh karenanya, dilarang menyelisihi perkara-perkara di dalam As-Sunnah. Terlebih lagi jika ada yang dengan sengaja menambah-nambah atau mengurangi ketentuan di dalamnya, maka hal tersebut termasuk dalam tindakan menyelisihi. Hanya kaum dan golongan yang membenci Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam saja yang senang melakukan hal tersebut.

Umat Islam dilarang keras menyelisihi perkara yang termasuk dalam As-Sunnah. Bukan tanpa sebab, pasalnya jika hal ini terjadi akan ada kesesatan yang menyelimuti kehidupan umat Islam. Kesesatan sangat disenangi oleh setan. Itulah mengapa kita harus senantiasa menjaga As-Sunnah sebagai bagian dari pedoman umat Islam agar tetap berada dijalan yang tepat.