Sinyal Adanya Kesombongan dalam Hati Manusia

Memiliki hubungan dengan orang lain bermakna bahwa akan ada keterkaitan satu sama lain. Hal ini pada akhirnya memungkinkan kita untuk memperoleh banyak waktu yang dapat diluangkan bersama. Beberapa memanfaatkannya untuk berbisnis, menjaga silaturahmi, atau bahkan sekedar bersosialisasi. Semua hal tersebut adalah jenis-jenis interaksi yang biasa dilakukan antar manusia.

Meskipun demikian, sebagai umat Islam hendaknya kita harus dapat saling memaklumi keadaan. Jangan sampai perbedaan pandangan, kebiasaan, dan juga sifat membuat diri kita merasa jauh lebih baik dari orang lain. Bukan tanpa alasan, pasalnya hal tersebut kerap menjadi sebab utama dari timbulnya penyakit sombong. Al-Hafizh adz-Dzahabi rahimahullah berkata,

Dari Sufyan ibnu Uyainah rahimahullah beliau berkata,

Barangsiapa yang memandang bahwa dia lebih baik dari orang lain, maka sungguh dia telah sombong. Kemudian beliau menyebutkan sifat Iblis yang merasa lebih baik daripada Nabi Adam.” (As-Siyar, jilid 8, hlm. 468)

Memiliki hubungan dengan orang lain membuat kita memiliki peluang untuk mengenal dan mengetahui kehidupan orang tersebut. Entah terkait cara hidup, cerita sukses, hingga masalah yang tengah dihadapi orang lain sangat besar peluangnya untuk kita ketahui. Namun, hendaknya umat Islam harus mengedepankan sikap masa bodoh terkait hal tersebut.

Bukan tanpa sebab, pasalnya sebagian besar diantara kita justru ingin mengetahui lebih dalam kehidupan seseorang saat mengetahui sesuatu hal yang krusial. Tidak jarang, keadaan ini membuat sebagian besar manusia kerap merasa lebih baik dari orang lain. Tak banyak yang tahu, meski perasaan tersebut hanya ada di dalam hati saja tapi sejatinya merupakan cerminan dari sifat sombong.

Sombong sendiri adalah bagian dari penyakit hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat membenci hamba-Nya yang merasa lebih baik dari orang lain. Bukan tanpa alasan, pasalnya kesombongan kerap membuat seseorang gelap mata dan tidak mengakui kebenaran. Memelihara sifat sombong membuat kita melahirkan banyak masalah serta dijauhkan dari Surga.

Demi menghindari penyakit hati ini, umat Islam dianjurkan untuk dapat menjaga keimanan dan ketakwaan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kedua hal tersebut membantu kita untuk bisa senantiasa mengakui kebesaran Allah dan pengaruh-Nya terhadap kehidupan kita. Semoga dengan demikian, kita dapat lebih bersyukur dan menjadikan hati kita lunak agar dapar terhindar dari rasa bangga terhadap diri sendiri.