Sikap Sederhana Ini Cerminkan Rasa Syukur Terhadap Nikmat Allah Azza wa Jalla

Dalam menjalani kehidupan duniawi, umat manusia perlu memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung keberlangsungan hidup dengan baik. Itulah mengapa, kaum Muslimin diwajibkan agar dapat mencari nafkah yang halal agar hasilnya dapat dipergunakan untuk memenuhi keperluan harian bagi diri dan keluarga. Tentu saja, dalam beberapa kesempatan datang rezeki tak terduga yang membuat hati senang dan bersemangat.

Tidak jarang, sebagian besar diantara kita memanfaatkannya dengan tidak bijak. Hal ini pada akhirnya melahirkan tindakan yang mengarah pada sifat boros dan foya-foya. Pada kenyataannya, umat Islam dianjurkan agar dapat menerapkan sikap hemat meski sejatinya pemasukan yang didapatkan melebihi dari yang dibutuhkan. Sikap hemat juga bagian dari kebiasaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dalam kesehariannya, beliau dikenal sebagai sosok yang tidak boros.

Umat Islam dianjurkan untuk meniru kebiasaan beliau ini. Bukan tanpa sebab, pasalnya hal tersebut adalah bukti utama dari adanya sifat tawadhu. Oleh karena itu, salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari sifat boros adalah dengan mempertahankan barang-barang milik kita agar dapat selalu memberikan manfaat sehingga tidak ada lagi yang bisa didapat. Asy-Syaikh Muhammad Al-Utsaimin rahimahullah berkata,

Apabila suatu barang masih bisa digunakan maka tidak boleh dihancurkan.” (Syarah al-Iqtidha, hlm. 136)

Barang-barang yang kita miliki tidak hadir begitu saja. Ada yang dibeli sendiri, ada pula hadiah dari orang-orang terkasih. Namun, kita semua mengetahui bahwa ada materi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Oleh karena itu, sebaik-baiknya sikap yang bisa dilakukan oleh kaum Muslimin dan Muslimat adalah menggunakannya hingga batas terakhir. Barang-barang yang kita miliki tidak boleh dihancurkan hanya karena kita merasa bosan.

Hindari pula memberi barang baru sementara barang yang lama masih mampu memberikan manfaat. Hal ini sejatinya merupakan tanda adanya sikap syukur terhadap nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Membuang barang tanpa alasan pasti merupakan tindakan pemborosan yang tentunya tidak disenangi oleh Allah. Jika memang, barang tersebut masih dapat terpakai namun tidak lagi dapat memberikan manfaat maksimal, pertimbangkan untuk menyedekahkannya pada yang membutuhkan.