Kecaman terhadap tindak tanduk kaum zionis terhadap rakyat Palestina semakin luas. Tak hanya umat Islam, kecaman kini berdatangan dari berbagai kalangan. Baik karena alasan agama ataupun kemanusiaan, kaum zionis perlahan seolah kehilangan kepercayaan dunia. Terlebih lagi tingkah laku pejuang mereka yang terlihat tanpa wibawa membuat semakin banyak pihak tak menaruh rasa hormat. Hal ini sungguh sangat berbeda dengan penampakan laki-laki tangguh, kepercayaan umat Islam yang datang dengan tujuan jihad.
Ia tampil gagah dengan perkataan yang amat dapat dipercaya. Hal inilah yang membuat ia dianggap pantas menjadi juru bicara dari Brigade al-Qasam, sayap militer Hamas kebanggaan rakyat Palestina. Tepat sekali, Abu Ubaidah ia tak seperti kebanyakan laki-laki. Dirinya berbeda karena paham mana perkara ma’ruf dan mana yang mungkar. Ia pun tak menampilkan banyak ekspresi wajah. Selain tengah berupaya menjaga amanah, tak pernah terlihat senyum simpul atau pun gelak tawa dari wajah yang tertutup kuffiyeh tersebut.
Begitulah sejatinya penampilan seorang Mukmin yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Untuk menjaga kharisma, hendaknya kita harus mampu menjaga sikap dengan senantiasa menghindari hal-hal tak bermanfaat salah satunya terlalu banyak tertawa. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati dan menghilangkan kharisma seorang Mukmin.”(HR at-Tirmizi no. 2227)
Hadist di atas menjelaskan tentang akibat dari kebiasaan memelihara perbuatan tak bermanfaat. Di antara banyak kebiasaan tak bermanfaat tersebut salah satunya adalah banyak tertawa. Tertawa mungkin saja merupakan cara yang dapat kita pilih bersama orang terkasih untuk meredakan penat dan lelah setelah beraktivitas. Tidak jarang, beberapa ahli juga menyarankan terapi membahagiakan diri dengan memperbanyak senyum juga tawa tentunya dengan tujuan yang pasti. Namun, tidak semua bentuk tawa benar-benar dibutuhkan oleh tubuh dan hati manusia. Menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tertawa berlebihan dapat mematikan hati.
Ya, orang-orang yang kesehariannya gemar memperkaya diri dengan senda gurau biasanya akan sulit menerima kebenaran. Mereka memandang hidup sebagai sebuah lelucon semata. Hal ini pada akhirnya membuat mereka tidak fokus dan melupakan perkara-perkara penting. Saat seseorang berada pada kondisi ini, biasanya mereka senang mengesampingkan hal-hal yang sejatinya mampu menenangkan hati, yakni keimanan dan ketakwaan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah mengapa orang yang banyak tertawa tidak jarang dapat dengan mudah kehilangan kharisma dan wibawa.
Sementara itu, tertawa berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan. Melansir hellosehat.com, tertawa berlebihan dapat memengaruhi laju pernapasan dan detak jantung kita. Hal ini lantaran kondisi emosi yang terlalu kuat akibat tertawa yang keras dapat menimbulkan nyeri dada. Dada akan terasa sakit seperti tertusuk. Tak hanya itu, tertawa berlebihan juga dapat menyebabkan pneumotoraks, yaitu penimbunan udara pada dinding pleura yang dapat memicu pengempisan paru-paru. Tidak jarang, mereka yang mengalami hal demikian dapat tiba-tiba tidak sadarkan diri atau pingsan di tempat.