Rasa Iri yang Diridhai Allah Azza wa Jalla

Sifat iri seringkali berkaitan dengan dengki. Kedua hal tersebut termasuk dalam jenis penyakit hati. Umat Islam dilarang untuk memelihara sifat buruk tersebut. Selain dapat mengantarkan dampak buruk, iri dan dengki juga sumber dari dosa. Oleh karenanya, kita tidak diperbolehkan menjalani hidup dengan memelihara jenis penyakit hati tersebut.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa sejatinya Allah Subhanahu wa Ta’ala memperbolehkan kita memelihara sifat iri dalam kondisi dan keadaan tertentu. Hal ini sebagaimana lbnu Rajab rahimahullah pernah berkata,

Hamba yang berakal merasa iri terhadap orang yang menginfakkan hartanya di berbagai jalan kebaikan dan dalam rangka menggapai derajat yang mulia. Sedangkan hamba yang jahil irinya ditujukan kepada orang yang membelanjakan hartanya di berbagai urusan syahwat dan kelezatan yang diharamkan.” (Lathaif al-Ma’arif karya lbnu Rajab, hal. 547)

Iri sendiri sejatinya merupakan perasaan kesal yang tumbuh dalam hati manusia tatkala mendengar dan melihat kesenangan yang dialami oleh orang lain. Akibat perasaan ini, kita bisa saja memeroleh dosa lantaran dianggap sebagai bentuk dari kufur nikmat. Namun, Allah memperbolehkan hamba-Nya merasa iri terhadap orang-orang yang berbuat kebaikan.

Orang-orang tersebut adalah mereka yang merasa senang dalam menginfakkan hartanya di jalan yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitu dermawannya mereka hingga tidak pernah merasa kekurangan saat bersedekah. Kepada orang-orang seperti inilah kita diperbolehkan merasa iri. Tujuannya adalah agar kita termotivasi untuk melakukan kebaikan serupa.

Sebaliknya, umat Islam dilarang merasa iri terhadap orang-orang yang membelanjakan hartanya di berbagai urusan syahwat dan kesenangan yang diharamkan. Bukan tanpa sebab, pasalnya seluruh hal tersebut mampu membuat diri kita berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selain itu, kesenangan yang demikian juga bukanlah nikmat yang kekal karena akan habis di dunia.

Oleh karenanya, mari kita berlatih untuk dapat menumbuhkan rasa iri terhadap orang-orang yang diberi kemampuan berbuat baik. Hal ini mempermudah kita untuk bisa melakukan hal serupa sehingga dapat menggapai derajat yang mulia disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang diberi peluang melakukan banyak amal kebaikan.