Assalamualaikum #kawanaksi, setiap bulan Rajab kaum Muslimin selalu memperingati peristiwa perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra adalah perjalanan Nabi dari Masjidil Haram (di Makkah) ke Masjidil Aqsha (di al-Quds, Palestina). Mi’raj adalah kenaikan Nabi menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluk. Semua itu ditempuh dalam semalam. Jumhur sepakat bahwa perjalanan ini dilakukan oleh Nabi SAW dengan jasad dan ruh. Oleh karena itu, ia merupakan salah satu mukjizatnya yang mengagumkan yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya.
Isra Mi’raj merayakan perjalanan malam Nabi Muhammad ke Surga setelah dia bertemu Jibril saat bermeditasi di sebuah gua gunung dekat Mekah. Di dalam gua, Muhammad menyetujui permintaan Tuhan bahwa dia harus menemukan Islam dan mengajar dunia bahwa hanya ada satu Tuhan yang benar. Hadiah yang diberikan ketika isra mi’raj kepada Rasulullah yaitu tiga hal selama perjalanan yang diberkati ini:
- Shalat lima waktu setiap hari. “yang setara dengan hadiah lima puluh shalat setiap hari”. (Sahih Bukhari: 7517)
- Menyimpulkan ayat-ayat Surat Al-Baqarah (Dua Ayat Terakhir)
- Janji Allah bahwa dosa-dosa Umat Muhammad SAW akan diampuni kecuali mereka yang mati dengan menyekutukan dengan Allah. (Sahih Muslim: 173)
Nabi Muhammad SAW adalah panutan terbaik bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia. Ia adalah Nabi terakhir atau disebut sebagai penutup para nabi. Beliau adalah kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat, kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Maka dari itu beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya. Terlebih kita yang hidup di dalam lingkup pesantren sebagai mahasantri yang berakal, dan mempunyai kewajiban-kewajiban khusus dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta meneladani sifat-sifat Rosululloh sesuai dengan kehidupan kita. Beberapa sifat-sifat Rosulullah yang patut kita teladani dalam kehidupan mahasantri adalah sebagai berikut;
- Sifat Sidiq, yang artinya “Jujur”
Dalam kehidupan mahasantri kita harus selalu jujur kepada siapapun baik dalam perkataan maupun perbuatan kita.
2. Sifat Amanah, yang artinya “dapat dipercaya”
Kepercayaan itu sangat mahal harganya, maka dari itu kita harus menjadi orang yg dapat dipercaya bagi siapapun, dan jangan pernah merusak kepercayaan orang lain kepada kita karena bila kepercayaan itu telah hilang, sulit sekali untuk mendapatkannya kembali.
3. Sifat Tabligh, yang artinya “menyampaikan”
Karena jumlah mahasantri yang mencapai seribu lebih, dan keberadaannya yang berbeda-beda menyebabkan sulit untuk dijangkau apabila ingin menyampaikan hal-hal penting dan mendesak secara langsung atau tatap muka, maka tidak jarang kita menitipkan salam dengan orang yang kita maksud. Maka sebagai orang yang dititipi pesan atau salam, kita harus menyampaikannya agar membantu dan meringankan urusan orang lain, betul tidak?
4. Sifat Fathonah, yang artinya “cerdas”
kawanaksi, sebagai umatnya sudah sewajarnya kita memiliki sifat yang satu ini, karena orang tua kita sudah memberikan kita pasilitas ilmu dengan cara mensekolahkan kita hingga pendidikan tinggi. Maka hendaknya kita mensyukuri dengan kecerdasan yang kita miliki serta berupaya untuk menambah kadar kecerdasan kita dengan rajin belajar, mengerjakan tugas dan aktif dalam kegiatan-kegiatan non-akademik lainnya.
Rasulullah SAW telah melakukan isra’ mi’raj pada 27 Rajab. Beliau melakukan perjalanan hanya semalam saja untuk menempuh perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, dan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam peristiwa tersebut Allah memerintahkan Jibril untuk mencuci dan membersihkan hati Baginda Rosulullah, yakni, dibersihkan hatinya dari perasaan iri, dengki, dendam, marah benci dan sifat-sifat normal lainnya yang biasa dimiliki semua manusia.
Mari #kawanakasi, kita harus mengambil pelajaran dari sini, bahwa hendaknya kita selalu berusaha menghindari perasaan iri, dengki, dendam, marah, benci. Karena sebagai manusia, hati dan perasaan kita tidak jauh dari sifat-sifat tersebut.