Bakteri dan virus menjadi salah satu sebab dari munculnya infeksi dalam diri seseorang. Beberapa di antara kita memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga mampu bertahan dalam kondisi tubuh yang tengah terinfeksi. Namun, sebagian lagi justru kurang mampu beradaptasi. Tidak jarang, timbul pula gejala kesehatan akibat bakteri dan virus ini. Salah satunya adalah sinusitis, gangguan pernapasan akibat infeksi mikroba yang terjadi di sekitar rongga sinus. Penderita sinusitis biasanya akan mengalami pilek, hidung tersumbat, hingga nyeri pada bagian wajah. Hal ini terjadi lantaran adanya peradangan atau pembengkakan yang terjadi pada lapisan sinus tersebut. Selain secara medis, pengobatan sinusitis juga dapat dilakukan secara tradisional, yakni gurah.
Bahkan, cara tersebut telah dipilih sejak dulu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini sebagaimana diketahui dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma yang berkata,
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau pernah berbekam dan mengupah orang yang membekamnya sambil bergurah (memasukkan obat ke hidung untuk mengeluarkan kotoran yang ada dalam tenggorokan).” (HR. Bukhari)
Hadist di atas merupakan salah satu bukti adanya upaya pengobatan tradisional yang dilakukan sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengatasi salah satu gangguan pernapasan, yakni sinimusitis. Sementara pengobatan tradisional yang dimaksud dalam hal ini adalah gurah. Gurah sendiri sejatinya merupakan cara memasukkan obat ke dalam hidung yang dilakukan untuk mengeluarkan kotoran yang terdapat di rongga kerongkongan. Gurah atau yang disebut juga dengan metode Assa’uth juga dikenal sebagai cara mengatasi sinusitis di kalangan masyarakat Jawa. Biasanya, penderita sinusitis kerap mengalami penumpukan lendir akibat kinerja lapisan sinus yang berlebihan dalam menyaring bakteri dan virus, atau bahkan akibat alergi.
Lendir berlebihan yang menumpuk ini pada akhirnya dapat menyumbat saluran hidung. Dalam melakukan teknik gurah atau Assa’uth, seseorang dianjurkan untuk meneteskan cairan obat pada hidung yang terbuat dari ekstrak srigunggu. Tanaman obat ini memiliki manfaat sebagai antiradang, antioksidan, dan antirematik berkat adanya kandungan berbagai senyawa kimia di dalamnya, seperti asam ursolik, flavonoid, apigenin, dan beta sitosterol. Setelah cairan obat diteteskan, maka lendir yang menumpuk tadi secara perlahan akan keluar dengan sendirinya. Saluran pernapasan pun akan kembali bersih dan lancar sekaligus dapat memaksimalkan kinerjanya. Begitulah sejatinya cara dan manfaat dari metode Assa’uth (gurah) dalam menangani sinusitis.