Demi menunjang tubuh yang sehat guna memiliki kemampuan untuk beribadah dan menjalani hidup tentu kita perlu memenuhi kebutuhan diri sendiri. Bahkan ketika telah membina keluarga, ada tanggung jawab yang semakin besar dan sepenuhnya diberikan pada kita. Namun, apa yang terjadi jika untuk memenuhi kebutuhan wajib pada diri sendiri saja kita begitu perhitungan?
Waspada, bisa jadi ini merupakan tanda bahwa kita menderita salah satu jenis penyakit hati yang disebut dengan taqtir. Taqtir dalam kehidupan sehari – hari lebih sering kita kenal dengan sebutan kikir yakni keadaan di mana tidak mau mengeluarkan harta meskipun terbilang perkara wajib. Allah SWT sangat membenci hamba – Nya yang memelihara sifat ini.
Sebagaimana dalam Al – Qur’an Allah berfirman:
“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran ayat 180)
Ayat di atas menjelaskan tentang buruknya dampak dari memelihara sifat kikir. Allah SWT dengan tegas mengatakan bahwa kelak orang yang memelihara sifat buruk tersebut akan mendapatkan azab dan balasan di hari Kiamat. Jangankan hari Kiamat, kekikiran yang dimiliki pun bahkan tak bisa melindungi diri orang tersebut dari bencana dunia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk bisa berhati – hati dalam bersikap. Meskipun pada diri sendiri, taqtir atau kikir hendaknya dihindari karena dikhawatirkan mampu menghapus keberkahan rejeki. Tidak hanya itu, kekikiran juga terkadang membawa dampak buruk lainnya seperti hati yang keras. Hal ini pulalah yang menyebabkan seseorang sulit menerima nasihat.
Naudzubillah min zalik. Semoga kita terhindar dari sifat buruk ini, aamiiin aamiin yaa robbal alamin.