Usia seringkali dianggap sebagai salah satu faktor penentu produktivitas seseorang. Bukan tanpa alasan, pasalnya hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi kesehatan. Semakin renta, maka kekuatan fisik pun berkurang. Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar umatnya dapat selalu memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan masa muda untuk melakukan berbagai amalan baik.
Hal ini sejatinya mempengaruhi keafdolan nilai amalan yang diperbuat. Usia yang masih muda memungkinkan seseorang untuk dapat lebih banyak melakukan hal-hal bermanfaat. Tak sekedar perkara keadaan fisik saja, semangat di dalam dada juga mempengaruhi kondisi mental seseorang saat beramal. Sebagaimana Hafshah bintu Sirin rahimahallah (tabiiyah) yang berkata,
“Wahai para pemuda beramallah kalian karena sesungguhnya amalan itu pada usia muda.” (Al-Khatib Fi al-lgtidha, 190)
Anjuran beramal yang disampaikan oleh Hafshah bintu Sirin rahimahallah sejatinya diutamakan pada umat-umat yang masih dalam usia muda. Bukan tanpa alasan, pasalnya di masa tersebut manusia memiliki kesempatan lebih besar untuk melakukan berbagai perbuatan yang menghasilkan manfaat. Kondisi fisik yang masih baik tidak akan menjadi penghalang dari niat amal.
Tak hanya itu, kebiasaan berbuat amal di masa muda juga dapat menjaga diri manusia agar senantiasa terpelihara ketaatannya. Hal ini lantaran amal adalah bentuk atau wujud dari patuhnya seorang hamba terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan sekedar ibadah saja, amalan juga dapat dilakukan dengan menyebarkan manfaat diri kita kepada orang yang membutuhkan.
Itulah mengapa beramal di usia muda sangat dianjurkan. Hal tersebut berkaitan erat dengan kemampuan diri manusia untuk banyak berbuat baik. Bahkan, kebiasaan beramal sedini mungkin akan menghasilkan manfaat bagi orang tersebut tatkala ia telah memasuki usia renta. Bukan tanpa sebab, pasalnya keadaan fisik saat telah lanjut usia biasanya akan menyulitkan seseorang untuk beramal.
Maka dari itu, seseorang yang telah terbiasa berbuat baik di masa muda Allah Subhanahu wa Ta’ala akan senantiasa mencatat kebaikan serupa meski ia tidak lagi mampu melakukannya di usia renta. Hal tersebut juga merupakan bagian dari janji Allah yang tertulis dalam al-Qur’an, Surah At-Tiin: 4-6. Ayat tersebut tentang pahala berkepanjangan bagi orang yang terbiasa beramal sejak muda.