Makna Kehormatan yang Tepat bagi Seorang Mukmin

Hidup bermasyarakat tak jarang membuat kita menuntut penghormatan dari orang lain. Entah karena memiliki sifat senang dihormati atau sekedar ingin dianggap ada, terkini banyak pihak yang bekerja keras untuk mendapatkan nilai di mata sesama manusia. Meski bukan merupakan hal terlarang, namun upaya untuk mencapai keadaan tersebut kerap kali menyebabkan kerugian. Entah bagi diri sendiri maupun orang lain, kerugian ini biasanya mampu menghadirkan dampak buruk yang tak diinginkan.

Pada kenyataannya, dalam Islam kehormatan seorang Mukmin tidak serta merta didapat dari pengakuan dan penilaian orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat dan umatnya pernah menyampaikan bahwa sejatinya letak kehormatan bagi seorang Mukmin tidak dicapai melalui harta, tahta, dan juga jabatan. Sebaliknya, kehormatan terbaik hendaknya datang akibat orang lain menyadari bahwa kita mampu hidup mandiri tanpa belas kasihan dari sesama.

Sebagaimana dalam suatu hadits Rasulullah pernah bersabda yang berbunyi sebagai berikut ini,

Kehormatan seorang mukmin adalah saat ia bisa hidup tanpa belas kasihan manusia.” (HR. At Tabarani dalam Al Ausath no.4278)

Semua orang mengetahui bahwa hidup di dunia bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Ada banyak upaya yang harus digencarkan agar seseorang mampu bertahan. Entah secara finansial atau pengakuan orang lain, seseorang harus melakukan sesuatu untuk mencapainya. Namun, jangan sampai demi mendapatkan keduanya kita jadi tertatih-tatih mengharapkan kebaikan dan pengakuan orang lain. Bukan tanpa sebab, pasalnya pengharapan tersebut sejatinya merupakan bentuk belas kasih dari orang lain terhadap kita.

Pada kenyataannya, umat Islam dianjurkan agar dapat hidup tegak mandiri. Hal ini adalah bagian dari upaya untuk menumbuhkan sekaligus menjaga kehormatan diri kita. Mukmin yang baik adalah yang akan senantiasa berusaha bertahan sekecil apapun hal yang dihasilkan. Belas kasihan orang lain yang mengatasnamakan pertolongan terutama ketika ada maksud dibaliknya hanya akan menjauhkan diri kita dari kemuliaan. Oleh karenanya, sebagai umat Islam kita harus dapat mempertahankan kekuatan baik dalam bentuk fisik maupun mental agar berguna untuk membangun nilai diri kita di mata orang lain.