Hadirnya bulan suci Ramadhan sejatinya bukan sekedar ajang untuk berlomba mencari pahala semata. Di dalamnya begitu banyak keutamaan yang membuat Ramadhan terasa semakin istimewa. Salah satu hal yang amat ditunggu-tunggu oleh umat Islam adalah kepastian akan terkabulnya doa. Bukan tanpa sebab, pasalnya doa-doa yang diucapkan oleh orang-orang yang berpuasa sudah pasti akan dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Meskipun demikian, kita juga perlu memahami dengan benar cara tepat dalam berdoa. Tujuannya adalah agar harapan kita didengar dan dikabulkan. Namun, seringkali kita lupa akan beberapa hal yang sangat disayangkan dapat menjauhkan kita dari kebaikan. Hal tersebut adalah tergesa-gesa dalam berdoa. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang hamba selalu dalam kebaikan selama tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah bentuk ketergesa-gesaannya?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Hamba itu berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Rabbku, tetapi Allah belum mengabulkan permohonanku.” (HR. Ahmad, 3:193, 210)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya menyampaikan tentang salah satu adab yang patut diterapkan saat berdoa. Kaum Muslimin dan Muslimat sebaiknya harus dapat memelihara diri dari sikap yang mencerminkan ketergesaan. Terutama dalam berdoa, hal tersebut hanya akan menjauhkan diri orang yang berdoa dari berbagai kebaikan. Hal ini dapat terjadi lantaran sikapnya mencerminkan ketidakyakinan terhadap Allah Ta’ala.
Di bulan suci Ramadhan, seluruh harapan dan keinginan yang dimohonkan kepada Allah akan terkabul. Terlebih lagi jika kita senantiasa mematuhi segala bentuk amalan mulai dari puasa, shalat Tarawih, sedekah, juga zakat permohonan tersebut pasti terwujud selama kita tidak mengharap dalam ketergesaan. Hal ini sejatinya adalah salah satu bentuk dari adab memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dapat memuluskan harapan agar dapat segera terwujud.