Bagi orang tua, buah hati menjadi salah satu harta yang amat berharga. Sering kali, begitu besarnya cinta terhadap mereka upaya penjagaan pun dilakukan sangat maksimal. Sayangnya, kerap kali hasil dari upaya tersebut justru tidak berjalan sesuai harapan. Mendambakan memiliki anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik, namun akibat upaya yang dilakukan terlalu berlebihan sering kali membuat anak justru tidak mandiri. Beberapa kondisi bahkan memungkinkan seorang anak menjadi sangat manja dan keras kepala. Akhirnya mereka pun justru lebih mudah merajuk, marah bahkan ada pula yang sulit berperilaku lemah lembut.
Sejatinya, tidak ada hal yang bisa dilakukan olrh sepasang orang tua untuk mendidik anak-anak mereka perkara yang baik kecuali menjadi teladan pertama bagi buah hati mereka. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada putrinya, Fathimah. Sebagaimana diketahui dari Ummul mu’minin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
“Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih menyerupai dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal baiknya penyambutan dan tingkah laku dari pada Fathimah Karromalloohu wajhaha. Fathimah itu apabila datang mengunjungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam segera bangkit menyambutnya, memegang tangannya, lalu menciumnya dan mempersilahkan duduk di tempat duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada Fathimah, maka Fathimah segera bangkit berdiri dari tempat duduknya, memegang tangan beliau seraya mencium Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya“. [HR. Abu Dawud juz 4, hal.
355, no. 5217]
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu metode yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendidik Fathimah, buah hati kesayangan beliau. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menjadi saksi dari kemuliaan perilaku Rasulullah terhadap anaknya sendiri. Diketahui dari hadist di atas bahwa Fathimah memiliki cara yang amat santun dalam menyambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika datang ke kediamannya. Ketika mengetahui bahwa ayahnya berkunjung, Fathimah pun langsung bangkit berdiri dari tempat duduknya, memegang tangan beliau seraya mencium Rasulullah dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya.
Kebaikan perilaku tersebut nyatanya tidak datang begitu saja dari diri seorang Fathimah. Semasa hidupnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berperilaku santun meski pada anaknya sendiri. Beliau melakukan hal yang sama seperti Fathimah yang menyambut dirinya. Saat Fathimah datang mengunjungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau selalu langsung bangkit berdiri dari tempat duduknya, memegang tangan Fathimah seraya mencium anak kesayangannya dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya. Inilah alasan utama mengapa Fathimah pun dapat berperilaku semulia itu dikarenakan contoh yang dibiasakan oleh Rasulullah tersebut.
Hal ini sejatinya menandakan bahwa memang orang tua adalah contoh pertama dan terbaik bagi anak-anak mereka. Jika kita memperlakukan buah hati dengan lemah lembut seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Fathimah tentu saja anak-anak akan melihat hal yang sama dan terbiasa dengan perilaku ini. Segala sesuatu hal yang dilakukan orang tua akan dicontoh oleh buah hati mereka. Maka dari itu, upayakan selalu bahwa kita sebagai orang tua harus dapat memelihara diri dari sikap negatif sehingga anak tidak melihat contoh buruk tersebut dari kedua orang tuanya. Sebaliknya, jika kita mengharapkan anak memiliki perangai yang elok, kita harus menjadi contoh pertama bagi mereka.