Setiap manusia dikaruniai oleh Allah SWT keadaan dan latar belakang yang beraneka ragam. Ada yang terlahir dari keluarga berada namun tak memiliki kemampuan mumpuni. Sebaliknya ada yang berbakat namun tak memiliki kecukupan rejeki untuk memanfaatkannya. Hal ini sejatinya bertujuan agar kita dapat mensyukuri apa pun kondisi yang dialami.
Bahkan tak menutup kemungkinan bahwa ini juga merupakan cara yang disediakan Allah bagi kita untuk dapat saling melengkapi satu sama lain. Ya, perbedaan kondisi ini sebaiknya dapat kita manfaatkan sebagai ladang amal, terutama jika kita memiliki kelebihan rejeki dibanding orang lain. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah menyantuni orang yang menuntut ilmu agam Islam.
Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diketahui pernah bersabda:
“Dahulu ada dua orang bersaudara di masa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Salah satu dari keduanya selalu mendatangi Nabi shallallahu’alaihi wa sallam (untuk menuntut ilmu agama), dan salah satunya lagi sibuk bekerja, maka yang bekerja ini mengadukan saudaranya (yang tidak membantunya bekerja) kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, beliau pun bersabda: Bisa jadi engkau diberi rezeki karena saudaramu itu”. (HR. Tirmidzi)
Berkaca pada sebuah kisah di jaman Rasulullah, hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan menyantuni orang yang menuntut ilmu agama. Ya, tidaklah rugi bagi seseorang yang membelanjakan harta untuk mendukung saudaranya yang mengabdikan diri di jalan Allah SWT. Hal ini tak hanya akan mendatangkan pahala saja tapi juga merupakan alasan mengapa rejeki kita selalu mengalir.
Maka dari itu, sebagai hamba Allah yang begitu meyakini keberadaan – Nya kita tak perlu khawatir atas setiap harta yang dikeluarkan semata – mata untuk mendapatkan ridho – Nya. Allah Maha Mengetahui setiap niat yang kita buat dalam hati. Maka apa pun tindak tanduk yang kita lakukan tentu akan dibalas oleh Allah sesuai niat yang kita tujukan.