Keutamaan Memperbaiki Keadaan Hati Sebelum Beramal Salih

Memperkaya amalan salih sering kali menjadi cara yang dipilih oleh kebanyakan umat Islam untuk mendapatkan pahala kebaikan. Bukan tanpa sebab, selain mudah dilakukan perkara ini juga bisa menjadi alasan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mencintai hamba-Nya. Meski pun demikian perlu diperhatikan bahwasanya tak semua amalan salih mampu membuahkan pahala dari Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana diketahui dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)

Hadist di atas menjelaskan tentang cara Allah Subhanahu wa Ta’ala memandang dan menilai hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada umatnya bahwa Allah Maha Adil. Dia tidak pernah melihat seberapa baiknya penampilan seseorang atau sebanyak apa harta yang dimilikinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya menilai dan memandang hamba-Nya dari ketulusan hati mereka. Hal ini bahkan semakin utama tatkala kita melakukan beragam amalan salih terutama yang ditujukan kepada orang lain.

Allah Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya. Ia hanya akan memberikan pahala kepada orang-orang yang berniat ikhlas dan benar. Tidak hanya itu, pahala kebaikan juga hanya akan sampai jika seseorang tersebut memperhatikan keadaan hati mereka agar selalu terhindar dari perbuatan tercela. Bahkan, dalam beberapa kondisi status hati kita lebih utama ketimbang rangkaian amalan saleh yang kita perbuat. Ada baiknya jika kita lebih dulu memperbaiki keadaan dalam hati sebelum benar-benar melakykan amalan saleh. Bukan tanpa alasan, pasalnya hati adalah kunci utama bagi Allah untuk menurunkan pahala.