Amalan sunnah menjadi salah satu alasan bagi umat Islam untuk dapat dengan mudah memperoleh kebaikan. Bukan tanpa alasan, pasalnya perkara sunnah adalah ibadah yang paling dianjurkan pelaksanaannya setelah ibadah fardhu. Oleh karena itu, banyak di antara kaum Muslimin yang berlomba-lomba memperkaya pahala melalui perkara sunnah ini. Meskipun demikian, tak banyak orang yang memahami dengan benar cara tepat melakukannya.
Sebut saja amalan sunnah bertasbih, tentu terdengar sederhana bukan? Namun, sejatinya perkara ini tidak sesederhana yang terlihat. Ada banyak ragam cara yang dilakukan umat Islam dalam bertasbih. Beberapa diantara kita menggunakan jari-jari tapi ada pula yang memilih praktis dengan memanfaatkan kalung tasbih atau bahkan penghitung tasbih digital. Namun, sudahkah kita memahami cara bertasbih yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?
Al-Allamah Al-Albani rahimahullah berkata,
“Barangsiapa bertasbih dengan tangan kiri, sungguh dia telah bermaksiat. Barangsiapa bertasbih dengan kedua tangannya, sungguh dia telah mencampurkan antara amalan baik dan amalan buruk. Barangsiapa bertasbih dengan tangan kanannya, sungguh dia telah mendapat petunjuk dan mengikuti Sunnah Musthofa (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (Shahih al-Adab al-Mufrad 1/493)
Kita tentu pernah mendengar tentang salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mendahulukan bagian kanan dalam melakukan perkara baik bukan? Ya, hal serupa juga berlaku dan pastinya wajib dilakukan ketika kita sedang melakukan amalan-amalan sunnah. Bertasbih menjadi salah satu dari amalan sunnah yang sering dilakukan umat Islam. Namun, sebagian besar diantara kita kurang tepat atau bahkan salah dalam melakukannya.
Bertasbih yang benar harus dilakukan dengan jari-jari tangan kanan. Hal ini sejatinya mengisyaratkan bahwa kita mendapat petunjuk dan mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebaliknya, mereka yang bertasbih dengan jari-jari tangan kiri dianggap telah bermaksiat terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara, orang-orang yang menggunakan keduanya yakni tangan kiri dengan tangan kanan menandakan bahwa ia telah mencampurkan amal baik dan amal buruk.
Ketepatan pelaksanaan amalan sunnah ini tentu saja menentukan kesempurnaan pahalanya. Hal ini dapat membantu kita agar tidak sia-sia dalam upaya mencari pahala. Jika saat ini kita telah mengetahui langkah tepat dalam bertasbih, ada baiknya jika disebarkan kepada orang terdekat agar semakin banyak diantara kita yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam melaksanakan amalan sunnah. Semoga, pengetahuan sederhana ini dapat menambah pundi-pundi amal baik kita agar tercatat sempurna di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.