Hidup di dunia memungkinkan kita melakukan berbagai upaya. Upaya tersebut biasanya dilakukan untuk membuat kehidupan kita terasa lebih mudah dijalankan. Sayangnya, tak semua upaya dapat berjalan sesuai ajaran agama Islam. Ada beberapa hal yang kita lakukan dan tanpa kita sadari kerap kali melenceng dari syariat. Tentu saja, sejatinya hal tersebut merupakan suatu aib yang biasanya akan kita tutupi sebaik mungkin.
Namun, kita bukanlah insan terbaik dalam hal tersebut. Atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, aib-aib kita bisa saja berpeluang diketahui oleh orang lain. Dari Abu Hurairah ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala tidak menutupi seorang hamba di dunia, kecuali Allah juga akan menutupinya pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim no. 4691)
Hadist di atas menjelaskan bahwa Allah memiliki kendali atas segala aib-aib kita. Dia dapat membuka sekaligus menutupinya sebaik mungkin. Namun, menutupi aib sejatinya bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Lantas, hal apa yang bisa kita upayakan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menutupi aib kita? Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rausulullah pernah bersabda,
“Barang siapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang cara terbaik yang bisa kita lakukan agar Allah dapat berbaik hati menutupi aib kita. Cara tersebut adalah dengan senantiasa menutup aib orang lain yang mungkin pernah kita ketahui. Jika kita mendapatkan suatu berita buruk terkait orang lain, hendaknya kita dapat menahan diri untuk menyimpannya saja tanpa berusaha untuk menyebar-luaskannya. Hindari ghibah, dusta, dan juga prasangka yang biasanya menjadi awal mula mengapa kita dapat membuka aib orang lain.