Ini Sikap yang Menunjukkan Sebaik-baiknya Seorang Mukmin Terhadap Keluarga

Laki-laki ditakdirkan menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain dan juga kaum wanita. Hal ini bukan sekedar tanggung jawab semata tapi juga kewajiban yang harus dipenuhi oleh para Muslimin. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kelebihan terhadap diri mereka dibanding dengan kaum wanita. Meskipun demikian, hendaknya hal ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan kondisi dan keadaan yang dihadapi.

Jangan sampai, kepemimpinan yang seharusnya dapat menghadirkan pahala justru menjadi sebab mengapa jatuh terperosok dalam Neraka. Inilah mengapa, kaum laki-laki harus dapat menempatkan diri dengan tepat. Mukmin yang baik berawal dari keluarga mereka, yang mana mereka harus berperilaku sebaik mungkin terhadap keluarganya. Bahkan, sebaik-baiknya nilai lelaki adalah mereka yang ceria di dalam rumah sementara terlihat jantan saat berada di luar.

Terkait hal ini, Tsabit bin Ubaid berkata,

Adalah Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu termasuk orang Yang paling banyak bersenda gurau di rumahnya namun jika beliau keluar rumah maka beliau memperlihatkan dirinya sebagai laki laki sejati,” (Syarhus Sunnah karya Al Baghawi 13/183)

Laki-laki terbaik adalah mereka yang dapat menempatkan diri dengan tepat. Tak hanya sebagai pemimpin, sudah sepatutnya pria menjadi pelindung bagi wanita dalam keluarganya. Mereka hendaknya tak hanya berperan sebagai pencari nafkah saja tapi juga pemanis keadaan dalam keluarga. Laki-laki yang baik diharapkan dapat memberikan keceriaan kepada orang-orang terdekatnya. Hal ini juga yang dilakukan oleh Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu.

Salah satu sahabat dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ini dikenal sebagai sosok penyayang keluarga. Meskipun demikian, hal tersebut tidak membuat ia lemah ketika berada di luar rumah. Sebaliknya, Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu memancarkan aura kejantanan yang membuat sahabat lainnya menghormati sekaligus menghargai dirinya sebagai seorang pria dan juga pihak yang berpengaruh dalam pengumpulan al-Qur’an.

Ketika kembali ke rumah, Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu juga kembali pada peran utamanya yakni sebagai pemimpin keluarga yang menenangkan dan menyamankan. Ia dikenal ceria yang berarti bahwa dirinya tidak kaku, mudah diajak diskusi, senang tertawa dan bergurau dengan keluarga, yang mana sosok ini adalah yang paling dibutuhkan oleh orang-orang terdekatnya. Begitulah sejatinya, sebaik-baiknya sikap yang bisa ditiru seorang Mukmin bagi keluarganya.