Pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang saat ini tengah berkembang pesat di Indonesia. Bagaimana tidak? Kemudahan akses informasi akibat teknologi yang semakin berkembang membuat masyarakat semakin aktif mencari tahu tentang ilmu keagamaan. Hal ini pada akhirnya memunculkan semangat untuk mendalami ilmu pengetahuan agama di kalangan masyakat Indonesia. Tidak jarang para orang tua pun memeryacakan pesantren sebagai tempat menuntut ilmu bagi buah hati mereka.
Keadaan inilah yang akhirnya membuat pertumbuhan pesantren di Indonesia meningkat drastis. Sebagaimana dilansir melalui Hidayatullah.com, jumlah pondok pesantren di Indonesia saat ini 440. Hal tersebut seperti dinyatakan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Dr Maskuri, M. Ed bahwa terdapat perkembangan yang amat pesat terutama bagi pesantren milik Muhammadiyah. Sebelumnya, Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) yang didirikan pada Muktamar 2015 mencatat jumlah pondok pesantren hanya berjumlah 127.
Kini, jumlah tersebut meningkat hingga empat kalu lipat. Terkait hal ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr KH Saad Ibrahim menyatakan bahwa figur kiai amat berpengaruh dan begitu penting dalam pengembangan pesantrenMu. Dalam Rapat Koordinasi Pesantren Muhammadiyah Se-Indonesia (Rakornas) yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berlangsung sejak Jumat – Ahad (01-03/09/2023) di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ia menyatakan bahwa kiai sebaiknya dapat terus mendampingin pengembangan pesantren ini.
Dr KH Saad Ibrahim juga menegaskan bahwa figur kiai harus diangkat secara alami dan sebaiknya tidak mengenal masa purna tugas. Hal ini dilakukan untuk membantu memajukan pesantrenMu dan menghasilkan kader-kader ulama yang berkompeten untuk dakwah Islam yang berkemajuan. Berbekal tekad dan semangat tersebut, Muhammadiyah pun mengaku bahwa pihaknya siap menghadapi tantangan masa dalam mengembangkan pendidikan dan dakwah Islam di seluruh Nusantara.