Ramadhan datang dengan membawa ragam kemuliaan. Hal ini membuat umat Islam berbondong-bondong berlomba untuk dapat memperkaya amal kebajikan. Terdapat banyak pilihan dari perbuatan amal yang bisa kita lakukan. Selain yang bertujuan untuk diri sendiri, ada pula beberapa jenis aktivitas kebajikan yang manfaatnya juga diperuntukkan bagi orang lain. Meski pun demikian, sejatinya pahala kebaikan Ramadhan tak bisa didapatkan secara begitu saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala menuntut keikhlasan hati hamba-Nya dalam melakukan amal kebajikan. Bukan tanpa sebab, pasalnya terdapat ganjaran yang amat istimewa bagi siapa saja yang telah berusaha dengan baik untuk menjadi pribadi yang saleh hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal ini sebagaimana diketahui dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau pernah bersabda,
“Allah berfirman, ‘Aku persiapkan bagi hamba-Ku yang saleh (ganjaran) yang tidak terlihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga dan belum pernah terbetik oleh hati manusia.’” (Shahih Bukhari no. 6944)
Hadist di atas menjelaskan tentang balasan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya yang telah bersungguh-sungguh dalam melakukan amal saleh. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa Allah telah mempersiapkan ganjaran yang istimewa yang tidak pernah akan terpikirkan oleh siapa pun juga kepada hamba-Nya yang saleh, terutama di bulan suci Ramadhan. Kesalehan yang dimaksud tentu saja bervariasi. Namun, dapat dipastikan bahwa kesalehan ini berkaitan erat dengan amal ibadah yang dilakukan tak sekedar yang bernilai wajib saja tapi juga yang sunah.
Tentu saja, ganjaran istimewa hanya akan didapatkan oleh mereka yang melakukannya atas niat hanya untuk mengharap rida Allah semata. Bukan tanpa alasan, pasalnya puasa yang merupakan kewajiban di bulan Ramadhan sejatinya adalah ibadah yang memang dilakukan umat Islam untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Puasa memungkinkan kita untuk menahan segala hal yang membatalkan mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Jika dipikir-pikir, tidak didapatkan manfaat dari ibadah ini kecuali rasa haus dan dahaga. Namun, kita semua memahami bahwa puasa adalah bentuk ketaatan dan keikhlasan kita pada Allah. Maka dari itu, Allah Ta’ala sendirilah yang akan membalasnya dengan balasan paling istimewa sebagai ganjaran atas ketundukan kita pada perintah-Nya.