Salah satu alasan mengapa kita dianjurkan untuk banyak melakukan kebajikan di bulan Ramadhan adalah pahala yang begitu besar. Bahkan balasan yang kita terima ini berpeluang untuk menjadi berlipat-ganda. Hal ini bahkan semakin utama apa bila kita melakukannya semata-mata hanya untuk mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala saja. Meski pun begitu, hendaknya kita tidak terlena dengan kebaikan dan keberkahan yang Allah tawarkan.
Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Maka takutlah kalian (terhadap) bulan Ramadan, sesungguhnya amalan-amalan kebaikan dilipatgandakan pada bulan tersebut (Ramadan) dan begitu juga dengan amalan-amalan keburukan.” (HR. Thabrani)
Hadist di atas menjelaskan tentang keseimbangan antara porsi balasan dari Allah Ta’ala baik pahala maupun dosa yang dilakukan di bulan Ramadhan. Bukan tanpa alasan, pasalnya kekhilafan manusia sering kali membuat kemudahan mendapatkan pahala justru kerap disalah-artikan. Bukannya konsisten menjaga perilaku, sebaliknya godaan untuk berbuat dosa malah semakin kencang. Kondisi ini sungguh sangat bahaya mengingat baik pahala maupun dosa akan sama-sama dilipat-gandakan nilainya di bulan suci ini.
Maka dari itu, hendaknya kita dapat benar-benar mawas diri dalam menjalani hari-hari selama Ramadhan. Hari-hari yang sesungguhnya selalu disediakan kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-Nya untuk bisa meraup sebanyak-banyaknya pahala sepatutnya menjadi alasan bagi kita untuk bisa memanfaatkanya sebaik mungkin. Menghindari hal-hal yang mendatangkan dosa adalah langkah sekaligus bukti ketaatan kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.