Komunikasi sejatinya memang merupakan cara paling mudah yang bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk membangun interaksi sosial antar sesama. Bukan tanpa alasan, pasalnya melalui hal tersebut manusia dapat saling mengenal dan memahami satu sama lain. Tidak jarang, kesempatan ini pun dapat semakin diperluas dengan membangun hubungan lebih dekat seperti pertemanan hingga urusan perniagaan. Semuanya tentu saja berawal dari kecocokan dan kelancaran komunikasi antar manusia. Meski pun demikian, di balik beragam keuntungan komunikasi juga dapat menjadi peluang merenggangnya hubungan.
Hal ini sering terjadi tatkala ada sebagian orang yang terlanjur merasa nyaman dengan jalinan pertemanan yang belum tentu orang lain merasakan hal serupa. Akibat tidak terlalu peka, banyak di antara kita yang justru terlalu meremehkan hubungan yang sejatinya telah terbangun lama hanya dengan melontarkan kata-kata candaan di luar batas aman. Tidak jarang, keadaan ini membuat niat komunikasi jadi melenceng. Yang awalnya ditujukan untuk memelihara hubungan, kata-kata yang keluar tanpa perhitungan justru menjadi sebab dari renggangnya pertemanan. Hal ini sebagaimana lbnu Hibban Rahimahullah pernah berkata,
“Berapa banyak yang berpisah di antara saudara-saudaranya dan saling memboikot di antara dua orang yang saling mengasihi yang awal dari itu, semua sebabnya adalah bercanda.”Rawdhah A-Uqala, 1/78)
Candaan memang kerap menjadi alasan dari hadirnya tawa dalam diri seseorang. Sayangnya, ketika porsinya berlebihan sering kali berubah fungsi dan tujuan. Yang awalnya dilakukan untuk memelihara kenyamanan dalam hubungan, candaan yang berlebihan tidak jarang justru mampu membuat celah karena timbulnya rasa tidak nyaman dari perkataan yang dilontarkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya tidak semua orang mampu menerima celotehan yang dilepas tanpa pikir panjang. Bahkan, kita pun tidak bisa menahan timbulnya rasa sakit hati dalam diri orang yang mendengarnya. Memang, segala hal yang berlebihan tidak baik dilakukan.
Termasuk pula komunikasi yang berubah jadi ajang cela-celaan, biasanya justru menjadi awal dari renggangnya hubungan. Oleh karenanya, umat Islam dianjurkan untuk dapat menjaga perkataan meski hal tersebut dilontarkan pada orang-orang terdekat yang kita sayang. Kedekatan hubungan bukan berarti membuka izin atau peluang bagi kita untuk berkata semena-mena. Candaan yang benar adalah guyonan yang dibuat untuk menghibur semua orang agar bisa tertawa bersama. Namun, jika hal tersebut menghasilkan tawa hanya untuk sebagian besar orang lantas yang lainnya merasa terintimidasi maka penting bagi kita untuk segera berhenti demi menghindari kemungkinan timbulnya perselisihan.