Bukan Sekedar Kewajiban, Zakat Amalan yang Indah Permudah Langkah ke Surga

Membayar zakat memang merupakan bagian dari kewajiban umat Islam. Hal tersebut bahkan menjadi bagian dalam rukun Islam. Ini menandakan bahwa zakat terbilang sebagai tonggak utama dari berdirinya keislaman seseorang. Namun, sering kali pembayaran zakat dianggap sebagai aturan yang wajib ditunaikan. Tak banyak yang tahu bahwa kewajiban ini sejatinya merupakan amal yang mampu memudahkan peluang kita untuk dapat masuk ke dalam Surga. Hal ini sebagaimana diketahui dari Abu Ayyub radhiallaahu anhu yang berkata bahwa ada seseorang lelaki bertanya kepada Nabi shallallaahu alaihi wa sallam,

Kabarkan kepadaku suatu amal yang akan memasukkan aku ke dalam surga.” Dia berkata, “Apakah itu, apakah itu?” Dan Nabi shalallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Dia membutuhkannya. Yaitu engkau menyembah Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun, engkau mendirikan salat, engkau tunaikan zakat, engkau sambung hubungan kerabat (silaturahmi).” (Shahih Bukhari Hadis ke 1309)

Mengingat bahwa zakat termasuk dalam rukun Islam, dapat disimpulkan bahwa perintah tersebut jadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Sayangnya, akibat zakat dikaitkan dengan kewajiban maka tidak jarang banyak di antara umat Islam yang menganggapnya sebagai sebuah keterpaksaan untuk mengeluarkan sejumlah uang. Pada kenyataannya, zakat sendiri memiliki fungsi sebagai pembersih harta umat Islam. Bahkan jika zakat yang dibayar adalah jenis fitrah maka fungsinya adalah sebagai pelengkap atau penyempurnaan terhadap ibadah puasa yang dilakukan umat Islam di bulan Ramadhan.

Meski pun demikian, hendaknya umat Islam jangan pernah menganggap bahwa pembayaran zakat sebuah keterpaksaan. Sebaliknya, zakat haruslah berdasar pada kerelaan. Bukan tanpa alasan, pasalnya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa zakat adalah satu di antara banyak jenis amalan yang bisa memudahkan seseorang masuk Surga. Jumlah zakat yang sebenarnya tidak seberapa bahkan akan digantikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan balasan paling luang biasa, yakni Surga.

Oleh karenanya, sebagai bagian dari umat Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, sudah sepatutnya bagi kita untuk tidak memperhitungkan pengeluaran zakat. Jika kewajiban ini terasa berat terutama ketika datang bulan Ramadhan, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk dapat menyisihkan sedikit demi sedikit rezeki untuk digunakan sebagai pembayaran zakat fitrah nanti. Semoga dengan langkah ini, tidak ada lagi hal yang dapat menghalangi kita untuk menunaikan kewajiban terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mari upayakan selalu untuk dapat memaksimalkan diri dalam beramal demi Surga yang telah dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.