Kondisi hidup seseorang kadang kala tidak berada pada keadaan yang diharapkan. Datangnya masalah kesehatan, perselisihan dalam hubungan kekeluargaan, hingga masalah kekurangan finansial sering menjadi beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi tidak cermat dalam mendapatkan jalan keluar. Akibat keadaan terdesak, banyak juga di antara kita yang pada akhirnya menempuh jalur cepat. Bahkan dapat semakin besar peluang terjadinya hal tersebut terutama jika seseorang berada dalam keterbatasan finansial. Berharap masalah dapat segera terselesaikan, banyak pula di antara umat manusia yang menebar janji untuk berhutang dan segera membayarnya.
Pada kenyataannya, kita memahami bahwa kondisi dirinya tak mampu untuk melunasi. Hanya karena agar dapat segera memeroleh pinjaman, banyak di antara umat manusia yang justru merugikan sesama dengan tidak bertanggung jawab pada hutang yang melilit hidupnya. Sejatinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji untuk mempermudah segala urusan hamba-Nya selama mereka melakukan upaya yang sama. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Siapa yang mengambil harta manusia (berhutang) disertai maksud akan membayarnya maka Allah akan membayarkannya untuknya, sebaliknya siapa yang mengambilnya dengan maksud merusaknya (merugikannya) maka Allah akan merusak orang itu.” (Shahih Bukhari 2212)
Hadist di atas menjelaskan tentang ganjaran yang akan didapatkan oleh orang-orang yang tak berniat bayar hutang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa orang-orang yang meminjam uang kepada orang lain namun justru menipu dan tak memiliki maksud untuk membayarnya maka kelak ia akan menerima kerusakan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kerusakan yang dimaksud dapat berupa berbagai hal. Akibat ia telah merugikan orang yang memberikan hutang kepadanya dengan melarikan diri maka Allah pun akan mendatangkan ganjaran ke dalam hidupnya melalui masalah, ujian, dan juga rasa tidak tenang.
Sebaliknya, orang-orang yang telah meluruskan niat untuk sesegera mungkin mengembalikan pinjamannya pada orang yang memberinya hutang maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mempermudah urusan tersebut. Kadang kala, kemudahan yang diturunkan Allah untuk membantu hamba-Nya ini dapat datang dengan beraneka ragam cara yang bahkan tak pernah kita sangka-sangka. Maka dari itu, tatkala kita mendapatkan ujian yang berkaitan dengan harta, alangkah baiknya jika kita juga dapat bersabar dan menerima dengan lapang dada. Hal ini dapat dilakukan dengan senantiasa mencari jalan keluar yang diridai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa harus merugikan sesama.