Keuangan sering kali menjadi perkara yang mendatangkan masalah bagi umat manusia. Bagaimana tidak? Keterbatasan harta tidak dapat dipungkiri mampu mendatangkan kesulitan hidup sementara kelebihan harta menjadikan seseorang mudah berfoya-foya. Pada kenyataannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan rezeki kepada hamba-Nya agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan menjadi sebab untuk senantiasa bersyukur. Dengan cara itulah, umat manusia bisa mendapatkan kehidupan layak yang aman dan tenteram yakni terpenuhinya segala kebutuhan lagi jauh dari sifat tercela yang boros. Oleh karenanya, Allah memerintahkan kita agar dapat mengelola harta dengan sebaik-baiknya cara. Hal ini sebagaimana diketahui di dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (al-Israa: 29)
Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu perintah yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya yakni mengelola dengan baik rezeki yang diterima. Sebaik-baiknya cara yang dapat dilakukan oleh umat manusia adalah dengan tidak terlalu kikir tapi juga tidak terlalu boros dalam membelanjakan harta. Terlalu kikir atau pelit dalam memenuhi kebutuhan diri dan keluarga termasuk dalam perbuatan tercela karena dapat mendatangkan kesulitan. Sementara terlalu boros atau foya-foya dapat membuat kita menyesal karena mampu membuka kemungkinan timbulnya penderitaan seperti dikejar-kejar hutang. Oleh karenanya, sikap yang perlu ditegakkan dalam hal ini adalah sedang-sedang saja dalam membelanjakan harta yakni dengan berhemat.
Berhemat sendiri termasuk dalam salah satu sunah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebagaimana diketahui dari Ibnu ‘Abbas radliyallahu ‘anhu bahwasanya beliau pernah bersabda,
“Tidak akan menjadi miskin orang yang berhemat.” (HR. Ahmad)
Hadis di atas menjelaskan tentang pentingnya sikap berhemat. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada para sahabat dan umatnya menyampaikan bahwa dengan memelihara sikap hemat dalam membelanjakan harta dapat menutup kemungkinan bagi diri kita untuk menjadi beban orang lain. Bahkan, dengan berhemat tidak akan menjadikan kita miskin. Namun, tentu saja terdapat tantangan yang luar biasa dalam melakukannya. Semuanya kembali pada diri kita sendiri apakah tetap menjaga sunah Rasulullah tersebut atau bahkan menerapkan gaya tersendiri dalam membelanjakan harta. Meski pun demikian, perlu dipahami bahwa tidak ada kerugian yang bisa ditimbulkan dari sikap hemat. Cara tersebut justru memungkinkan kita untuk bisa memiliki simpanan harta sebagai persiapan tatkala ada keadaan darurat atau mendesak sehingga tidak perlu menyusahkan orang lain