Dalam ajaran Islam, kehidupan di dunia hanyalah sementara. Akhirat diyakini sebagai kehidupan kekal sebenarnya yang akan dijalani oleh umat manusia. Namun, tidak semua diantara kita memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang diinginkan. Surga dan Neraka menawarkan jenis kehidupan abadi yang berbeda. Tak ada satu manusia pun yang tahu kemana arah akhir mereka.
Bukan tanpa alasan, ibadah yang dilakukan sekuat tenaga pun belum tentu mampu menjadi sebab dari masuknya seseorang ke Surga. Begitupun terhadap orang-orang yang banyak berbuat dosa juga belum tentu akan menuju ke Neraka. Semuanya tergantung pada kekuasaan yang dimiliki Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari perhitungan. Di saat tersebut, segala hal yang kita perbuat di dunia dipertimbangkan dan menjadi penentu dari fase akhir kehidupan manusia. Namun, berbahagialah umat Islam karena sejatinya telah menerima kepastian akan nasib mereka.
Surga menjadi tujuan akhir dari kehidupan kekal mereka. Meskipun begitu, tak semua kaum Muslimin dan Muslimat dapat merasakan akhir yang sama. Hanya mereka yang senantiasa mentaati anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan merasakan manisnya Surga. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang berbunyi,
“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah! Siapa yang enggan?” Beliau menjawab: “Barangsiapa yang mentaatiku niscaya ia akan masuk surga, dan siapa yang bermaksiat kepadaku maka dia enggan (untuk masuk surga).” (HR. Al-Bukhari no. 7280)
Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa seluruh umatnya telah dijamin masuk Surga. Namun, jaminan ini hanya berlaku untuk mereka yang semasa hidup di dunia senantiasa menaati beliau. Taat yang dimaksud adalah melaksanakan segala As-Sunnah. Dalam Islam, pedoman kaum Muslim ada pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an adalah pedoman yang langsung turun dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sementara As-Sunnah adalah pedoman yang dikumpulkan dari berbagai tindak tanduk, kebiasaan, sifat yang khas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Allah. Siapa saja yang menaati As-Sunnah berarti menaati Rasul dan juga sekaligus menaati Allah. Mereka yang mengambil pedoman dari kedua hal ini sudah dijamin masuk Surga. Sebaliknya, bermaksiat kepada Rasulullah juga dianggap melakukan maksiat terhadap Allah.
Sikap ini akan membuahkan nasib buruk seseorang di akhirat kelak. Orang-orang yang tidak taat terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah sejatinya tengah membuka peluang bagi diri mereka untuk terjeblos ke dalam panasnya api Neraka. Hal ini menjadi pertanda bahwa mereka tergolong dalam orang-orang yang enggan yaitu yang tidak memiliki keinginan untuk merasakan manisnya kehidupan kekal di Surga yang kaya akan berbagai kenikmatan abadi.