Melakukan kesalahan bagi seorang manusia bukanlah perkara yang mudah dihindari. Hal ini dapat terjadi lantaran kita pada dasarnya memiliki sifat khas alami yakni cepat khilaf. Itulah mengapa, banyak sekali peluang datangnya kesempatan untuk berbuat salah meski tidak disengaja. Namun, bagi mereka yang benar-benar niat untuk melakukan perbuatan buruk biasanya balasan bagi perbuatannya juga datang dengan cepat.
Tak banyak yang tahu bahwa azab Allah Subhanahu wa Ta’ala di dunia sejatinya merupakan tanda kasih dan sayang-Nya. Sebaliknya, jika balasan tersebut ditunda hingga datangnya hari pembalasan, maka jelas bahwa Allah tidak menginginkan kebaikan bagi diri kita. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadits bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa pada diri orang-orang berdosa ada peluang bagi mereka untuk memperoleh kebaikan. Hal tersebut sangat mungkin terjadi apabila ia sesegera mungkin menerima ganjaran dari apa yang diperbuatnya. Hal ini sejatinya memiliki arti bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan dan membuka peluang bagi hamba-Nya yang bedosa tersebut untuk menyadari kesalahannya.
Jika ia telah mampu menyadari hal buruk atas apa yang dilakukannya baik secara sengaja atau tidak, maka ada kemungkinan pula bahwa mereka dapat menyesali perbuatannya tersebut. Pada akhirnya, lambat laun orang-orang yang berdosa ini akan menyadari kebesaran Allah dan sesegera mungkin bertobat untuk mendapatkan ampunan-Nya. Inilah mengapa, orang yang mendapat azab di dunia sejatinya ia sangat beruntung karena telah diperingati oleh Allah Ta’ala atas kesalahannya sehingga dapat secepatnya meminta ampun.
Sementara, bagi orang yang ditahan balasan atas perbuatan buruknya oleh Allah sebenarnya bukanlah pertanda baik. Orang-orang yang gemar berbuat dosa dan maksiat tapi masih dapat hidup dengan tenang di dunia pada dasarnya Allah Ta’ala tengah menghendaki siksaan kejam bagi dirinya di akhirat kelak. Tak hanya itu, mereka juga tidak mendapatkan peluang untuk bertobat karena tidak menyadari kesalahan yang telah diperbuat. Inilah mengapa pada orang-orang seperti ini diyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menghendaki kebaikan pada dirinya.