Dalam kehidupannya, anak-anak tidak akan pernah lepas dari masa Golden Age. Bukan tanpa sebab, pasalnya periode ini adalah saat paling penting bagi tumbuh kembang mereka di 1000 hari awal kehidupannya. Maka dari itu, orang tua wajib memerhatikan dengan seksama setiap tahapan perkembangan buah hati mulai dari pertumbuhan fisik, perkembangan kepribadian, dan juga pembentukan pola perilaku, sikap, dan juga ekspresi emosi.
Tidak jarang, ketika anak mulai merasakan ketiga macam pertumbuhan tadi akan ada beberapa dampak signifikan yang terlihat pada mereka. Salah satu di antaranya adalah rasa ingin tahu yang teramat tinggi. Hal ini bahkan sering kali membuat mereka aktif bertanya hingga hal yang bahkan mampu membuat orang tua kewalahan dalam menanggapinya. Meski pun begitu, sejatinya orang tua tetap wajib merespon segala bentuk rasa keingin tahuan anak.
Hal ini pulalah yang menjadi perhatian besar dalam ajaran agama Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan memerintahkan hamba-Nya untuk mencari tahu pada pihak yang memiliki ilmu ketika kita tidak memiliki pengetahuan dalam hal tersebut. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an, Allah berfirman,
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl : 43)
Ayat di atas menjelaskan tentang kewajiban bagi umat Islam untuk mencari ilmu pengetahuan pada orang yang ahli di bidangnya. Tujuannya tentu saja agar kita tidak salah arah dalam menentukan sesuatu terkait perkara kehidupan. Ini juga memiliki makna setara dengan apa yang dilakukan anak-anak pada orang tua mereka. Minimnya pengetahuan disertai dengan rasa keingintahuan yang sedang tinggi membuat anak-anak menjadi lebih aktif bertanya pada orang tuanya.
Sejatinya, apa yang dilakukan mereka tentu sudah mereka. Anak-anak akan bertanya pada orang terdekat mereka, yakni orang tua. Sayangnya, tidak semua orang tua mampu memaksimalkan upaya mereka dalam merespon perkembangan buah hatinya. Ada yang menganggapnya sepele, ada pula yang justru mengabaikannya saja. Akhirnya, anak tidak menemukan jawaban yang tepat terhadap tanda tanya yang bermunculan pada otak mereka.
Kenyataannya, Allah Ta’ala memerintahkan pada orang berilmu untuk berbagi pengetahuan pada yang tidak memilikinya. Hal yang sama juga sebaiknya dilakukan oleh orang tua. Ketika anak tengah aktif bertanya, kita wajib berupaya besar menghadirkan jawaban yang tepat dan dapat dipahami sesuai dengan usianya. Jika orang tua melakukan hal sebaliknya, dikhawatirkan anak-anak akan mengalami tumbuh kembang yang tak sempurna.
Merasa diabaikan hingga perasaan tidak mendapat perhatian dan kasih sayang bisa saja dialami oleh anak-anak. Alhasil, mereka akan menilai bahwa orang tua bukanlah sosok yang tepat untuk menjawab rasa keingintahuan mereka. Tidak jarang, hal inilah yang pada akhirnya membuat anak-anak mencari orang lain untuk dapat menggantikan peran orang tuan mereka. Bahkan, saat dewasa kelak mereka bisa saja merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang tuanya sehingga mencari kehidupan lain yang searah dengan hatinya