Dzikir tak sekedar bentuk amalan semata. Sejatinya, perbuatan ini adalah upaya untuk senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak hanya itu, di dalam dzikir juga ada makna memohon ampunan seorang hamba kepada Rabb-nya. Itulah mengapa tak seperti shalat yang membutuhkan ruang untuk pelaksanaannya, aktivitas baik ini justru dapat dan diperkenankan dilakukan dimana saja.
Oleh karenanya, sebaik-baiknya cara yang dianjurkan bagi umat Islam dalam menghabiskan momen perjalanan adalah dengan senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sayangnya, tak banyak yang mengetahui bahwa sejatinya terdapat keutamaan dari hal ini. Seperti yang diketahui dari Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah bahwasanya ia pernah berkata,
“Sesungguhnya dalam keterbiasaan seseorang berdzikir di jalan, di rumah, di saat mukim dan safar adalah upaya untuk memperbanyak saksi bagi seorang hamba di hari kiamat kelak. Sebab suatu tempat, hamparan tanah, gunung juga bumi, mereka akan bersaksi terhadap orang-orang yang selalu dzikir mengingat Allah, “yaitu pada hari dimana bumi menyampaikan beritanya.” (Alwabilus Sayyib, hlm. 81)
Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-Nya termasuk juga aktivitas berdzikir tanpa suara. Entah sedang berjalan, menuntut ilmu, memasak di rumah atau berjualan untuk mencari nafkah hendaknya umat Islam jangan pernah berhenti melakukan amalan ini. Bukan tanpa sebab, pasalnya seluruh area yang menjadi tempat bagi kita mengingat Allah kelak akan bersaksi.
Hal ini mengandung makna bahwa tempat-tempat di mana kita terbiasa berdzikir kelak diberikan kuasa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk bersaksi atas perbuatan kita tersebut. Kesaksian ini akan disampaikan saat dunia telah mencapai akhirnya yakni saat Kiamat telah tiba. Di saat itu, bumi akan menyampaikan beritanya termasuk juga bagian dari dirinya yang menjadi saksi dzikir seseorang.
Oleh karenanya, jangan merasa bahwa amalan baik tersebut hanya bisa dilakukan di atas sajadah dalam ruangan hening tanpa suara. Sebaliknya, dzikir yang baik adalah yang tak menggema tapi senantiasa mendebarkan hati kita dimanapun kita berada. Mari, bersama-sama kita biasakan diri untuk senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap kesempatan yang ada.